SOLOPOS.COM - Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava terlihat dari Turgo, Purwobinamgun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (11/8/2021). Menurut data BPPTKG periode pengamatan pukul 06:00-12.00 WIB secara visual Gunung Merapi teramati mengalami 12 kali guguran dengan jarak luncur 500 - 1000 meter ke arah barat daya. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.

Solopos.com, MAGELANG — Desa Dukun dan Desa Sawangan di Kabupaten Magelang menjadi dua desa yang paling teradmpak erupsi gunung merapi belakangan. Mengutip Antara, Minggu (22/8/2021), Pemprov Jawa Tengah berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam memantau perkembangan kondisi terkini aktivitas Gunung Merapi guna mengurangi dampak yang ditimbulkan.

“Kami pantau terus menerus, kami aktif berkoordinasi dengan BPPTKG terkait perkembangan Merapi. Kami juga sudah mengecek, apakah ada yang mengungsi, ternyata sampai saat ini tidak ada,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemprov Jateng juga sudah menggerakkan BPBD kabupaten/kota dan menerjunkan tim ke beberapa daerah rawan terkait peningkatan aktivitas Gunung Merapi. “Hal itu untuk mengantisipasi dampak erupsi Merapi. Beberapa daerah yang terkena dampak abu vulkanik, sudah dikirim bantuan masker medis,” ujarnya.

Baca Juga : Paparan Abu Vulkanik Merapi Sebabkan Kematian 40% Bibit Lele

Ganjar menyebut dampak peningkatan aktivitas Gunung Merapi paling banyak terjadi di Kabupaten Magelang. Selain masker medis, pengiriman bantuan logistik juga sudah dilakukan ke dua desa terdampak yakni Desa Dukun dan Desa Sawangan.

“Itu dua desa yang jadi perhatian kita. Selain itu, ada tim yang pantau di tiga kabupaten yakni Temanggung, Magelang dan Wonosobo. Kalau laporan dari Boyolali dan Klaten belum ada, jadi kita sudah kirimkan beberapa logistik ke sana,” katanya.

Orang nomor satu di Jateng itu mendapat laporan detail terkait volume kubah lava dan berapa pertumbuhannya, yakni per Senin (16/8/2021) volume kubah lava di sekitar barat daya Merapi sebesar 1,8 juta meter kubik dan pertumbuhan rata-rata per hari adalah 13.000 meter kubik.

Baca Juga : Mbah Slamet, Saksi Dahsyatnya Letusan Merapi di Tahun 1930-an

“Sementara volume kubah lava yang di tengah kawah sekitar 2,8 juta meter kubik, pertumbuhannya rata-rata 18.000 meter kubik perhari. Itu catatan-catatan penting yang dilaporkan dan laporan terbaru hari ini level Merapi masih sama, yaitu level 3,” ujarnya.

Menurut Ganjar, ancaman saat ini berupa awan panas dan membawa abu vulkanik, serta luncuran awan panas dan abu vulkanik yang mengikuti arah angin.

Dengan kondisi itu, Ganjar meminta masyarakat tetap tenang, namun selalu waspada serta meminta seluruh aktivitas pertambangan pada alur sungai yang berhulu di Merapi untuk dihentikan. “Saya minta semua aktivitas penambangan dihentikan, masyarakat yang biasa beraktivitas di sana saya minta pergi dulu agar semua aman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya