Solopos.com, WONOGIRI -- Dua calon pegawai negeri sipil (CPNS) Pemkab Wonogiri hasil seleksi 2018 lalu dipastikan gagal menjadi PNS. Mereka tidak lulus pelatihan dasar (latsar).
Satu dari dua CPNS itu mengundurkan diri dan sementara satu lainnya karena tindakan indisipliner. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Haryono, mengatakan seleksi CPNS 2018 Wonogiri berhasil merekrut ada 398 orang.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Para CPNS itu, termasuk dari honorer K-2 sebanyak 13 orang mengikuti latsar di provinsi dan kabupaten.
Warga Wonogiri Segera Nikmati Jaringan Internet Tanpa Kuota Rp25.000/Bulan
“Kami pastikan bukan karena dugaan radikalisme. Yang tidak lulus ada dua, yakni satu mengundurkan diri dan satunya indisipliner yakni bolos selama dua hari,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (27/11/2019).
Haryono menjelaskan berdasarkan UU ASN dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), setiap CPNS yang lulus seleksi harus mengikuti latsar maksimal satu tahun setelah diterima.
CPNS itu merupakan hasil seleksi pada 2018 sehingga harus mengikuti latsar pada 2019. Setelah lulus latsar, mereka akan menjalani tes kesehatan. Jika lulus, mereka akan diangkat menjadi PNS.
Pesan Politis Di Balik Pembagian Yamaha NMax Bagi Kades dan Lurah Se-Klaten
“Selama ini mereka sudah bekerja dan gajinya 80 persen. Namun, istilahnya masih masa percobaan,” terang Haryono.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Adhi Dharma, mengatakan CPNS yang tidak lulus lantaran tindakan indisipliner itu merupakan CPNS di Puskesmas II Jatisrono.
Selama masa percobaan setahun terakhir, kedisiplinan CPNS bersangkutan memang kurang. Adhi dan rekan sejawat CPNS itu terus memotivasi agar yang bersangkutan berubah sikap.
Sragen Digelontor Rp88 Miliar untuk Bangun The New Kemukus
Namun, hasilnya nihil. “Nah, yang paling parah itu tidak hadir pas latsar tanpa keterangan melebihi batas yang ditentukan,” kata Adhi.
Menurut dia, yang bersangkutan selama ini suka main game online. Namun, ketidaklulusannya itu tidak serta merta akibat kebiasannya itu. Begitu pula saat dia bolos itu pun bukan karena game online.
“Ada hal lain di luar game. Sebetulnya kami, teman-temannya sudah memotivasinya agar lebih disiplin tapi ya mungkin sudah jadi kebiasaan tadi,” ujar dia.