SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> &mdash; Dua atlet angkat berat kebanggaan Indonesia, Ni Nengah Widiasih dan Siti Mahmudah, mengharumkan nama bangsa di ajang World Para Powerlifting European Open Championships 2018 yang digelar di Berck-sur-Mer, Prancis, Jumat-Rabu (25-30/5/2018).</p><p>Ni Nengah Widiasih dan Siti Mahmudah memborong dua emas masing-masing dari nomor 45 kg putri dan 79 kg putri. Selain dua emas, Indonesia juga meraih satu medali perak yang dipersembahkan Atmaji Priambodo dari nomor 97 kg putra.</p><p>&ldquo;Kami mengirimkan empat atlet kejuaraan ini. Kami bersyukur bisa memborong dua medali emas dan satu medali perak. Ini jadi modal bagus kami untuk menyongsong Asian Para Games 2018,&rdquo; jelas Pelatih Kepala Kontingen Angkat Berat Indonesia, Koni Ruswanto, kepada <a href="http://sport.solopos.com/"><em>Solopos.com</em></a>, Jumat (1/6/2018).</p><p>Koni menjelaskan total ada 13 atlet angkat berat yang mengikuti pelatnas di Kota Solo. Dia sengaja hanya mengirimkan empat atlet untuk mengikuti kejuaraan ini karena tak ingin peta kekuatan kontingen Indonesia terbaca oleh negara lain. Menurutnya, negara yang menjadi pesaing terberat di <a href="http://sport.solopos.com/read/20180409/481/909120/asian-games-2018-timnas-voli-putra-dan-putri-indonesia-diumumkan">Asian Para Games</a> yakni China justru tidak mengirimkan atlet angkat berat di World Para Powerlifting European Open Championships 2018.</p><p>Namun, bukan tidak mungkin China mengirimkan mata-mata untuk membaca kekuatan calon-calon lawan dalam <a href="http://sport.solopos.com/read/20180529/481/919033/menpora-optimistis-indonesia-raih-10-besar-di-asian-games">Asian Para Games 2018</a>. &ldquo;Karena itu ada beberapa atlet yang sengaja kita simpan,&rdquo; ucap Koni Ruswanto.</p><p>Dari 13 atlet angkat yang tergabung pelatnas, sembilan atlet di antaranya bakal mengikuti kejuaraan di Jepang pada Agustus 2018 mendatang. Itu adalah kejuaraan yang wajib diikuti atlet yang ingin turun di Asian Para Games 2018.</p><p>&ldquo;Kejuaraan di Jepang itu merupakan ajang klasifikasi utama masuk kejuaraan paralympic. Sembilan atlet itu terdiri atas dua putra dan tujuh wanita. Empat atlet tidak kami kirim karena mereka tergolong pendatang baru yang belum bisa bersaing di level internasional,&rdquo; terang Koni.</p><p>Koni mengakui kejuaraan angkat berat di level internasional jumlahnya tidak sebanyak cabang olahraga lain. Oleh karenanya, pihaknya memaksimalkan latihan secara mandiri sebagai persiapan menghadapi Asian Para Games 2018.</p><p>&ldquo;Latihan jalan terus. Lebaran kami hanya libur dua hari demi memaksimalkan latihan. Tidak apa-apa. Keluarga atlet juga di sini. Sesama atlet pelatnas sudah menjadi keluarga sendiri,&rdquo; ujarnya.&nbsp;</p>

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya