Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) telah memulai pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada masa PPKM, Senin (30/8/2021).
Sebanyak 2.539 sekolah di Jateng pun turut melaksanakan kegiatan tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Per hari ini sudah kita mulai PTM. Sampelnya sudah mulai kita pantau, dan tadi pagi saya melihat salah satu SMP juga sudah melaksanakan SOP dengan bagus,” ujar Ganjar seusai memimpin Rapat Penanganan Covid-19 Jateng di kantornya, Senin siang.
Baca juga: Banyak Daerah di Jateng Turun Level, Tempat Wisata Boleh Buka Pak Ganjar?
Menurut Ganjar ada prinsip 5 Siap yang harus dicermati pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan PTM di sekolah. 5 Siap itu yakni siap sekolahnya, siap gurunya, siap siswanya, siap orang tua/wali murid, dan siap daerahnya.
“Jadi siap-siap ini penting untuk mereka, nah setelah itu baru silakan melaksanakan. Uji coba yang akan kita lakukan, total sekolah yang melaksanakan PTM 2.539 sekolah,” kata Ganjar.
Ke-2.539 sekolah yang menggelar PTM itu terdiri dari 2.401 PAUD, sekolah dasar, dan SMP yang tersebar di Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, Rembang, Semarang, Kendal, Pemalang, dan Kota Semarang.
Baca juga: Hari Pertama PTM di Semarang Diwarnai Kerumunan Siswa Cuci Tangan, Ganjar Cek Langsung
PTM di Jateng Dipantau
Kemudian 4 SLB di Purbalingga, Jepara, dan Demak. Sementara untuk jenjang SMK ada 67 sekolah, dengan perincian 15 melaksanakan simulasi dan 52 menjalankan PTM terbatas di 19 kabupaten/kota di Jateng.
Sedangkan untuk SMA, yang melakukan PTM ada sekitar 67 sekolah. Perinciannya, 22 sekolah melaksanakan simulasi dan 45 sekolah melaksanakan PTM terbatas di 17 kabupaten/kota.
Baca juga: Pesisir Pantura Jateng Terancam Tenggelam, Apa Solusinya?
Gubernur Jateng mengatakan, dirinya akan terus memantau pelaksanaan PTM. Seperti pagi tadi, dirinya menengok pelaksanaan PTM di SMP 13 Semarang. SOP-nya sudah bagus namun dirinya mendapati ada siswa yang berangkat naik ojol.
“Satu-dua saya tanya ternyata masih ada yang naik ojol, Sebaiknya diantar orang tua dan pulangnya juga mesti dijemput orangtuanya sehingga memastikan mereka beres,” tegasnya.
Tak hanya itu, Gubernur Jateng juga mengapresiasi penerapan sistem bagi waktu di SMP 13 Semarang. Yakni dengan melaksanakan PTM untuk 50 persen siswa, dibagi waktu pembelajaran setiap level kelasnya.