Solopos.com, KLATEN – Warga Nambangan RT 007/RW 003, Serenan, Juwiring, Nur Satria, 40, mengaku kaget melihat uang sekoper milik salah seorang penumpang pesawat Garuda GA 421 yang mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo pada 16 Januari 2002 silam.
Kala itu penumpang tersebut meminta bantuan Nur Satria untuk membelikan susu bagi anaknya.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
"Saat kejadian, saya sempat ke lokasi kejadian. Saat itu, ada salah satu penumpang meminta bantuan ke saya agar membelikan susu untuk bayinya. Begitu saya diberi uang, saya segera belikan susu," terang Nur Satria kepada Solopos.com, Sabtu (16/1/2021).
19 Tahun Lalu, Pesawat Garuda Tembus Badai Es & Mendarat di Bengawan Solo Serenan Klaten
Di saat itulah Nur Satria melihat satu koper penuh uang milik penumpang tersebut. Pemandangan itu membuat dirinya takjub.
"Saat itu, saya juga melihat satu koper yang isinya uang semua. Seumur-umur, saya baru melihat duit sebanyak itu. Semua orang dan barang-barang aman seluruhnya. Setelah itu, selama proses evakuasi, saya memilih jadi tukang parkir daripada kerja sebagai tukang kayu," sambung dia.
Dia mengatakan tahapan evakuasi bangkai pesawat Garuda membutuhkan waktu beberapa hari. Kejadian pesawat Garuda mendarat daruurat di Desa Serenan, Juwiring, Klaten, itu membuat warga kaget.
Cibeby, Miyabi Versi Indonesia
Pada hari kejadian bersejarah itu sekitar pukul 16.00 WIB, Lantip Joko Anggoro, 44, mencari angin segar di tanggul di aliran Sungai Bengawan Solo, di Surtanan RT 009/RW 004, Serenan, Juwiring, Klaten. Tiba-tiba dia dikagetkan dengan suara bergemuruh dari Sungai Bengawan Solo.
Penasaran dengan sumber suara tersebut, Lantip langsung berdiri dari tempat duduknya. Dari tempat berdirinya, dia melihat ekor pesawat terbang.
Suara gemuruh itu pun juga didengar warga lainnya. Suara gemuruh yang muncul dari Sungai Bengawan Solo memang bisa didengarkan siapa saja yang berada di Serenan dan sekitarnya berjarak satu kilometer dari sumber suara. Warga kampung pun keluar dari rumah mereka masing-masing dan mendekati bibir Sungai Bengawan Solo.
Cerita Warga Serenan Klaten Raup Berkah Saat Pesawat Garuda Mendarat di Bengawan Solo
Lantip dan 50-an warga kampung lainnya berinisiatif ingin memberikan pertolongan ke penumpang, pilot, kopilot, pramugari, yang masih berada di dalam pesawat.
Semula, warga meneriaki para penumpang agar segera menepi ke sungai dengan nyemplung di Sungai Bengawan Solo.
"Warga teriak-teriak, kaline cetek [sungainya dangkal]. Saat itu, ketinggian sungai di lokasi jatuhnya pesawat sekitar sepaha orang dewasa," kata Lantip.
Evakuasi Penumpang
Warga berinisiatif nyemplung ke sungai untuk mengevakuasi para penumpang dan kru pesawat. Satu per satu, para penumpang dan kru pesawat berhasil dievakuasi secara manual dengan selamat. Di antara penumpang itu ada yang masih bayi dan lanjut usia (lansia). Salah seorang penumpang lansia mengalami patah tulang.
"Saat itu yang dilakukan warga memberikan pertolongan dengan mengevakuasi penumpang. Evakuasi rampung menjelang Magrib. Kami mengangkut penumpang itu dibawa ke RS dr. Oen Solo dengan lima unit mobil pikap. Setelah evakuasi rampung, mulai turun hujan deras. Pesawat yang masih di sungai itu nyaris terhanyut karena derasnya aliran air. Di malam harinya hingga beberapa hari ke depannya, dimulai evakuasi bangkai pesawat," katanya.
Potensi Bahaya Erupsi Merapi Berubah, Kini Mengarah ke Sektor Ini
Selain mengevakuasi para penumpang dan kru pesawat, warga di sekitar lokasi sepakat tidak merokok di dekat lokasi jatuhnya pesawat. Tujuannya, agar api rokok tidak merembet ke tumpahan bahan bakar pesawat yang ada di aliran sungai.
"Bau bahan bakar pesawat sangat menyengat. Para penumpang dan awak pesawat dibawa di rumah Pak Umar sebelum dibawa ke rumah sakit (RS). Selain orang, evakuasi barang bawaan juga dilakukan warga," katanya.