SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan virus corona (Covid-19). (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 18 orang warga di kompleks salah satu perumahan di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19.

Akibatnya, akses warga di dua gang kompleks perumahan tersebut terpaksa dibatasi. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, 18 orang tersebut terpapar Covid-19 dari sejumlah kasus. Mereka menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Satu kasus Covid-19 dialami salah satu keluarga di salah satu gang di Dusun Karangrejo, Desa Ngringo, Karanganyar. Pasangan suami istri, S dan T, yang sudah berusia lanjut meninggal dalam jangka waktu tidak terlalu lama.

Baca Juga: Keren! Ini Produk Perusahaan Serat Terbaik Hindia Belanda di Wonogiri

“Ada dua gang [di kompleks perumahan] yang ditutup, lockdown sementara. Ada pasangan suami istri meninggal. Suami dulu [S] lalu selang beberapa hari disusul istrinya [T] meninggal. Keluarga menjalani isolasi mandiri,” kata Kepala Desa Ngringo, Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Senin (14/6/2021).

Widodo menuturkan Satgas Jogo Tonggo sudah memastikan warga yang menjalani isoman mendapatkan logistik sesuai kebutuhan.

Dihubungi secara terpisah, Camat Jaten, Dwi Saptohaji, membenarkan perihal 18 orang warga Desa Ngringo terkonfirmasi positif Covid-19. Selain 18 orang itu, dua orang warga lainnya meninggal. Total 20 orang warga Ngringo terpapar Corona.

“Data kan terus bergerak. Tapi betul dua warga Ngringo, Pak S dan Ibu T meninggal. Ya sudah lanjut usia. Pak S meninggal di rumah, langsung dimakamkan. Dia gerah sepuh. Selang beberapa hari, Ibu T sakit. Karena sudah tua dibawa ke rumah sakit. Di sana [rumah sakit] dilakukan tes swab. Hasilnya positif,” ujar Aji, sapaan akrabnya, saat berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon.

Aji menyampaikan dirinya tidak mengetahui kondisi S meninggal dalam kondisi terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak karena tidak dilakukan tes swab PCR saat meninggal. Di sisi lain, T meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit.

“Nah, orang Jawa kan biasa kalau sakit minta kerokan. Dia [T] minta asisten rumah tangga [ART] untuk mengerok. Tidak tahunya T ini positif. Yasudah ART-nya ini juga dilacak dan mengikuti tes swab. Hasilnya negatif, tetapi kami minta menjalani isolasi mandiri,” jelas dia.

Pernyataan itu sekaligus membantah pemberitaan perihal klaster tukang pijat yang muncul di kompleks perumahan tersebut.

“[ART] itu tidak menularkan ke orang lain. Dia ini tinggal berjarak tiga gang dari rumah pasangan yang meninggal. Dia kerja bersih-bersih rumah, masak. Nah bisa mengerok. Jadi dia bukan tukang pijat keliling dari rumah ke rumah,” ungkap Aji.

Baca Juga: Tokoh Baru Bermunculan, Pilpres 2024 Banyak Pilihan Capres

Aji menjelaskan kasus lain di wilayah tersebut terjadi karena aktivitas masing-masing orang itu. “Tidak ada keterkaitan antara kasus satu keluarga itu dengan keluarga lain di Ngringo. Ada yang dapat dari tempat kerja. Jadi bukan transmisi lokal.”

Sementara itu, Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, mengecek warga Ngringo yang menjalani isoman.

“Kami memastikan posko Covid-19 di Ngringo aktif, data update. Kami minta forkopimca aktif membantu kesulitan warga. Ngringo ini rentan [persebaran Covid-19] karena jumlah penduduk luar biasa [banyak]. Jogo Tonggo harus aktif, gotong royong, dan greteh pada warga untuk taat prokes,” tutur Rober saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya