SOLOPOS.COM - Pengecatan Kraton Ngayogyakarta (JIBI/Dok)

Sebanyak 18 pemerhati budaya diberi penghargaan atas usahanya dalam melestarikan warisan budaya

Harianjogja.com, JOGJA– Di halaman depan Kantor Dinas Kebudayaan Kota Jogja, 18 pemerhati budaya diberi penghargaan atas usahanya dalam melestarikan warisan budaya yang berada di Kota Jogja, Sabtu (21/10/2017).

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Adapun jumlah 18 pemerhati budaya itu terbagi dalam dua jenis. Dimana 10 orang pertama dihadirkan karena bangunan yang mereka rawat itu mampu memperlihatkan warisan budaya.

Sedangkan delapan orang lainnya dihargai atas jasanya sebagai pegiat dan pelestari budaya yang terus konsisten hingga modern ini.

Kelapa Dinas Kebudayaan Kota Jogja Eko Suryo Maharso mengatakan acara yang rutin digelar tahunan ini adalah kiat Dinas Kebudayaan untuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Kota Jogja. “Kita berikan spirit kepada pegiat dan pelestari, agar semakin lama semakin banyak dan terjaga,” ucapnya.

Selain itu, Eko menambahkan, dilakukannya pemberian acara penghargaan ini untuk menjadi pengingat bagi masyarakat. Ia menilai masyarakat harus mengetahui bahwa kebudayaan yang kita miliki ini mampu menjawab tantangan dari masa ke masa.

“Budaya kita harus dipertahankan, ini bisa menjawab permahasalan yang datang,”jelasnya.

Senada dengan Eko, Ketua Tim Dewan Juri, Achmad Charis Zubair menilai 18 orang itu tidak berkarya untuk masyarakat saat ini dan bukan juga untuk kepentingan pribadi. “Sebetulnya mereka meletakan pondasi kebudayaan untuk peradaban yang akan datang,” ujarnya.

Achmad mengatakan 18 pelestari dan pegiat tidak bisa lagi ia berikan penghormatan dengan kata ataupun ucapan. Menurutnya usaha pelestarian budaya yang mereka lakukan telah melampaui dari kata juara.

”Tidak ada kata-kata yang bisa mewakili penghormatan [Tim Juri],”tuturnya.

Menurutnya, masyarakat harus Kota Jogja ini sebenarnya telah memiliki tokoh pengabdi kesenian dan kebudayaan. Bahkan menurutnya, selain di Kota Jogja, daerah lain juga memiliki orang – orang yang hidup dalam garis pelestari dan pegiat seni.

“Orang – Orang seperti itu yang memberikan warna dalam keistimewaan,”ujarnya.

Acara tersebut ditutup dengan keroncong VOC yang menyajikan musik keroncong dengan dramatisasi unik oleh pantomin. Selain itu saat pembukaan acara pada pukul 19.30 WIB doa yang dibanjatkan dengan tembang macapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya