SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim drainase vertikal mampu mencegah penurunan tanah. Laju penurunan tanah di DKI Jakarta mencapai 11 cm per tahun dan hal ini disebabkan oleh penarikan air tanah yang masif.

“Itulah kenapa kita menggencarkan program drainase vertikal, supaya air di tanah kita ini terjaga volumenya,” kata Anies pada Selasa (4/12/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anies menambahkan selain penarikan air tanah yang masif, pembangunan gedung-gedung di DKI Jakarta membebani tanah sehingga mempercepat penurunan tanah. Pemprov DKI Jakarta akan membangun drainase vertikal dan akan menyiapkan 1,8 juta lubang untuk memfasilitasi program drainase vertikal tersebut.

“Dengan dibangun 1,8 juta lubang itu, maka setiap lokasi, setiap rumah, setiap gedung harus penuh lubang untuk menurunkan air ke bawah,” tutur Anies.

Untuk mencegah penarikan air tanah yang masif, Anies mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan alat yang mengukur penarikan air dari setiap bangunan mulai 2019.

“Jadi alatnya itu digital yang tidak perlu didatangi petugasnya yang rutin tiap bulan melaporkan. Di semua titik akan dilakukan pemeriksaan dan dipasang alat itu,” imbuh Anies.

Namun, hingga hari ini Anies masih enggan untuk mengumumkan hasil uji coba drainase vertikal yang pada November juga diklaim mampu mencegah banjir. Anies mengklaim uji coba drainase vertikal di Pondok Labu berhasil mempercepat surutnya air setelah hujan.

“Ditempat itu lapangan tapi tak pernah air surut, padahal lapangan. Setelah dibuat, ketika hujan lebat ternyata airnya langsung surut. Jadi masyarakat di sana sudah melihat langsung,” klaim Anies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya