SOLOPOS.COM - Seorang pedagang diambil sampel darahnya oleh petugas medis di Pasar Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Senin (8/6/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sebanyak 172 pedagang di Pasar Bekonang dan Pasar Winong, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, mengikuti rapid test massal, Senin (8/6/2020). Kegiatan ini dilakukan menyusul seorang pedagang di Pasar Winong positif Covid-19 dan istrinya berjualan di Pasar Bekonang.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, ratusan pedagang tersebut mengikuti rapid test di Kantor Kawedanan Mojolaban. Wakil Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo, Bejo Raharjo, tidak ada hasil reaktif pada rapid test massal yang digelar di Pasar Winong dan Pasar Bekonang tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Rapid test massal digelar menyusul seorang pedagang di Pasar Winong, Mojolaban, dinyatakan positif corona. Istri pedagang itu berjualan di Pasar Bekonang, Mojolaban.

Nekat Main ke Tempat Umum di Solo, Anak-anak hingga Manula Bakal Dipaksa Pulang

Saat ini, pedagang di Pasar Winong yang positif Covid-19 itu menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Sementara hasil rapid test sang istri menunjukkan non-reaktif terhadap virus corona.

“Istri pasien positif telah menjalani rapid test dengan hasil non-reaktif. Kami tegaskan sarung tangan petugas medis selalu disemprot disinfektan setiap berganti peserta rapid test,” papar Bejo Raharjo.

Sebenarnya Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo menargetkan 300 pedagang di Pasar Winong dan pasar Bekonang mengikuti rapid test massal. Tetapi, target itu tidak terpenuhi lantaran ada penolakan dari pedagang akibat hoaks yang tersebar.

Nekat Main ke Tempat Umum di Solo, Anak-anak hingga Manula Bakal Dipaksa Pulang

Hoaks Provokasi

Pedagang menolak ikut rapid test lantaran khawatir sarung tangan yang dipakai petugas medis tidak steril dan bisa menularkan virus corona.

“Memang ada kabar mengenai sarung tangan petugas medis yang bisa menularkan virus corona pada beberapa hari lalu. Saya mendapat laporan ada provokasi terhadap pedagang pasar bagian belakang. Mereka tak berjualan sejak pagi sehingga tak mengikuti rapid test. Kabar itu tak benar dan menyesatkan para pedagang,” kata Bejo Raharjo.

Sementara pedagang di kedua pasar yang belum menjalani rapid test bakal dijadwalkan ulang. Bejo Raharjo selaku Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit Penular DKK Sukoharjo ini bakal berkoordinasi dengan gugus tugas di tingkat kecamatan untuk pelaksanaan rapid test bagi pedagang. Langkah ini dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Waspada Superspreader! Faktor Utama Penyebaran Virus Corona

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo, Sutarmo, menyatakan belum akan menutup Pasar Bekonang seiring penemuan pasien positif di pasar tradisional.

Tetapi hanya pedagang yang berjualan di dalam pasar yang diperbolehkan membuka lapak. Para pedagang dan pembeli harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Baik pedagang maupun pembeli harus memakai masker dan physical distancing di area pasar. Kebijakan ini berlaku di seluruh pasar tradisional di Kabupaten Jamu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya