SOLOPOS.COM - Sebuah spanduk berukuran besar menjadi aspirasi para pedagang tahu di Pasar Bunder Sragen yang mogok selama dua hari sebagai reaksi atas melambungnya harga kedelai, Jumat (28/5/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 17 orang bakul tahu di Pasar Bunder, Sragen, mogok berjualan selama dua hari terhitung sejak Kamis-Jumat (27-28/5/2021). Mereka mogok berjualan karena harga kedelai melambung tinggi.

Para pedagang dari sentra industri tahu Teguhan, Sragen Wetan, Sragen, itu menuntut kepada pemerintah agar harga kedelai diturunkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para pedagang di Pasar Bunder itu juga memasang spanduk bertuliskan mogok berjualan di los khusus tahu di bagian tengah Pasar Bunder. Para pelanggan tahu menjadi kecele saat hendak berbelanja.

“Iya, banyak pembeli yang kecele sejak Kamis lalu. Mereka tidak jualan sejak Kamis kemarin sampai Jumat ini karena harga kedelai naik. Selain itu harga minyak goreng curah juga naik,” ujar pedagang kolang-kaling di sebelah los tahu Pasar Bunder Sragen, Hanif, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat siang.

Baca juga: Cerita Pilu Warga Tanah Abrasi di Pesisir Demak yang Terancam Tenggelam

Ketua Pengelola Pasar Bunder Sragen Sugino mencatat ada 17 bakul tahu yang mogok tidak berjualan sejak Kamis lalu. Dia mengatakan mereka rencana hanya mogok berjualan selama dua hari, mulai Sabtu (29/5/2021) informasinya mulai buka lagi.

Dia mengatakan mogoknya para pedagang itu berdampak pada konsumen yang kesulitan mencari tahu. Dia bersyukur masih ada dua orang bakul tahu yang masih tetap buka, yakni di depan pos satpam dan di depan los bandeng.

“Para pedagang itu mogok berjualan karena harga kedelai mahal. Hari ini informasinya merupakan hari terakhir mereka mogok. Besok sudah buka lagi,” katanya.

Baca juga: Protes Harga Kedelai Mahal, Puluhan Perajin Tahu Teguhan Sragen Mogok Kerja

Tanggapan Disperindag

Kabid Pembinaan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Muh. Farid Wajdi, menyampaikan harga kedelai di Pasar Bunder sudah turun dari Rp10.350/kg menjadi Rp10.250/kg. Dia mengatakan harga kedelai di Pasar Gondang dan Pasar Gemolong masih tinggi di harga Rp10.900/kg.

“Saya mengetahui, pedagang yang mogok itu berasal dari sentra tahu di Teguhan. Kami sudah mendekati mereka tetapi mereka tetap mogok pada Kamis-Jumat ini. Dampaknya ya suplai tahu berkurang. Untungnya masih ada suplai tahu dari Solo,” kata Farid, sapaannya.

Baca juga: Unik! Kuliner Gule Goreng Cuma Ada di Solo, Pernah Coba?

Dia memahami para pedagang itu mogok berjualan karena harga kedelai tinggi. Dia menjelaskan harga kedelai tinggi itu karena dari lokasi turun kapal saja harganya sudah Rp10.000/kg. Dia mengatakan peran Disperindag Sragen hanya bisa memantau dan melaporkan ke pusat karena tidak bisa mengambil kebijakan apa-apa.

“Kedelai impor dari Amerika itu banyak masuk ke Tiongkok karena dua negara itu sudah kerjasama sehingga pasokan kedelai ke Indonesia berkurang. Kami sudah berusaha koordinasi dengan provinsi dan pusat. Kami masih menunggu kebijakan provinsi dan pusat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya