Tokoh
Senin, 12 Maret 2012 - 13:05 WIB

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Espose/Ahmad Hartanto

Espose/Ahmad Hartanto

Perempuan berusia 62 tahun itu masih terlihat awet muda. Wajah bersih, kuning langsat, menggambarkan perempuan priyayi yang cerdas, pandai merawat tubuh dan kesehatan. Poppy Susanti Dharsono lahir di Garut pada 8 Juli 1951 dari pasangan Lander Dharsono dan Siti Sumiyartini. “Ayah saya kan dari tentara, jadi sering pindah-pindah karena tugas,” kata Poppy mengawali cerita saat ditemui Espos di Pendhapa Pemkab Klaten, Kamis (8/3) lalu.

Advertisement

Saat di Garut, ayahnya yang bertugas menumpas pemberontakan DI TII, bertemu dengan Siti Sumiyartini. Keduanya kemudian menikah. Masa kecil ia habiskan di Tasikmalaya, Jawa Barat, hingga TK. Pada usia lima tahun, Poppy pindah ke Jakarta.

Poppy mulai tertarik dengan desain baju saat ibunya memiliki usaha konveksi baju di rumah, khususnya untuk anak-anak.

Awalnya, Poppy memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Namun setelah memasuki dunia remaja, ia mulai mengenal dunia modeling. “Karena memang kesempatan dana, saat itu yang pertama memotret adalah Marjuki Arifin dan Nurman Diah, untuk kalender dan majalah,” tutur dia.

Advertisement

Saat masih muda, ia memutuskan menikah dengan Firman Ichsan, putra Mensesneg waktu itu, M Ichsan, dan dikaruniai seorang putra. Seusai lulus SMA, Poppy melanjutkan sekolah sinematografi di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang IKJ).

Saat itu, Poppy sempat menguji kemampuan akting di depan. Didorong oleh dosennya, ia sempat memasuki dunia perfilman. “Saya diberi tahu dosen saya, kalau mau jadi sutradara, kamu harus bisa akting di depan kamera. Ya saya mencobanya,” terang dia.

Pada 1973, Poppy melanjutkan pendidikan Jurusan Mode ke Paris, Prancis.  Dunia aktingia tinggalkan. “Karena saya merasa tidak cocok di situ, molor-molor, datang untuk pagi, syutingnya malam. Saya orangnya kerja dan kerja, enggak bisa menunggu,” tutur dia.

Advertisement

Sepulangnya dari Prancis, ia mendirikan workshop fashion di Jakarta dan terus bergerak hingga sekarang.

Kini, Poppy tak hanya bergerak di dunia fesyen. Dia adalah senator dari Jateng. Tugasnya tentu menyampaikan aspirasi masyarakat Jateng. Walau berawal dari dunia gemerlap, dia tidak canggung dengan dunia politik. Dia juga aktif turun ke masyarakat. Waktunya tidak hanya dihabiskan di Senayan namun juga banyak di daerah. Misalnya pada pagi ini bertemu dengan warga Wonogiri, malamnya menerima keluhan warga Boyolali. Bagi Poppy, seorang senator mestinya banyak berada di masyarakat sehingga bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Untuk melancarkan hubungan antara dirinya dengan masyarakat Jateng, ia membangun jaringan berupa Rumah Aspirasi Poppy Dharsono di Jl Kabangan II No 5 Kelurahan Bumi, Laweyan, Solo. Di rumah itu, Poppy biasa menerima aspirasi dari masyarakat Jateng meski banyak pula waktunya ia habiskan kunjungan ke sejumlah daerah di Jateng.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif