Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 16 calon peserta didik (CPD) yang mendaftar melalui jalur afirmasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 1 Klaten masuk melalui jalur khusus anak tenaga kesehatan (Nakes).
Kepala SMAN 1 Klaten, Sutrisno, mengatakan anak Nakes diterima melalui jalur Afirmasi dengan kuota 15 persen. Dari kuota itu, porsi 5 persen diperuntukkan anak nakes yang mengurusi Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
"Dari kuota total 324 siswa, kuota untuk anak nakes sebanyak 16 siswa. Itu sudah terpenuhi [pendaftar]," kata Sutrisno saat ditemui di SMAN 1 Klaten Kamis (25/6/2020) sore.
Yuk Intip Perbedaan KRDE Prameks dan KRL Jabodetabek
Sutrisno mengatakan tak bisa asal anak Nakes yang diterima melalui jalur khusus itu.
Anak nakes harus memenuhi syarat yakni sudah masuk dalam database pemerintah provinsi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan sebelumnya ada 71 anak Nakes yang yang diusulkan mendapatkan prioritas diterima pada PPDB SMA/SMK di Klaten.
"Sebelumnya ada surat dari provinsi sebagai bentuk apresiasi kepada Nakes yang mengurusi Covid. Dari situ kemudian masing-masing pimpinan pelayanan kesehatan mengusulkan ke Dinkes dan dari kami diserahkan ke Dinkes Provinsi," kata Cahyono saat ditemui
Mengurusi Covid-19
Cahyono menjelaskan anak nakes yang diusulkan hanya anak dari nakes yang mengurusi Covid-19. Di tingkat puskesmas, data anak nakes yang diusulkan PPDB jalur khusus yakni mereka yang orang tuanya terlibat langsung pada kegiatan tracing hingga rapid test.
"Berapa banyak yang akhirnya diterima kami tidak tahu persis," jelas dia terkait PPDB jalur anak nakes.
Objek Wisata Waterpark di Jurug Solo Mulai Dibangun Bulan Depan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah menyediakan jalur khusus untuk anak dari orang tua yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan pada PPDB 2020 tingkat SMA/SMK.
Jalur khusus itu untuk mengapresiasi atas kinerja orang tua mereka yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Nakes itu meliputi petugas kesehatan, perawat, dokter, hingga sopir ambulans.
Duh, Belum Semua Warga Bermasker di Kawasan Wajib Masker Boyolali