SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL: Sebanyak 155 hektare lahan padi di Desa Wukirsari, Imogiri kekurangan air menyusul musim kemarau sejak sebulan terakhir.

Bendahara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Wukirsari, Bandiman kepada Harian Jogja, Kamis (9/6) mengatakan, kekurangan air terjadi karena sejak dua kali musim tanam  petani terus menanam padi lantaran berspekulasi curah hujan berlebih. Padahal kata dia, biasanya pada musim tanam saat ini petani menanam palawija. Sementara 155 hektare sawah tersebut merupakan tadah hujan bukan irigasi hingga sangat bergantung dengan cuaca.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari total luas lahan tesebut sekitar 20 hektare masih berada dalam radius 500 meter dari sungai Pucung, sehingga untuk mengakali kekurangan air, petani menyedot air dari sungai tersebut. Itu pun menurut Bandiman, debit air sungai Pucung mulai berkurang. Lahan yang berada dalam radius lebih dari 500 meter terpaksa tak dapat dialiri air dengan pompa. Padahal kata dia tanaman masih memerlukan air untuk menunggu masa panen.

Ekspedisi Mudik 2024

“Di luar 500 meter terpaksa dibiarkan kekurangan air, jadi hasil panennya tidak sempurna. Padi mulai tidak padat lagi,” ujar Bandiman.

Desa Wukirsari menurut Bandiman memang rentan kekeringan air lantaran mayoritas lahan tadah hujan. Pemerintah sebenarnya sudah menyediakan pompa penyedot air dari sungai Opak serta tandon penampungan air. Namun sayang air tak sampai ke tempat penampungan yang berjarak sekitar 1.600 meter. Karena jaringan air dan pipa antara sungai dengan tandon rusak tercampur lumpur sungai. (Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Foto Ilustrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya