SOLOPOS.COM - Siswa kelas IX SMP Negeri 7 Solo berjalan dengan menjaga jarak aman saat pulang meninggalkan sekolah seusai mengikuti Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, Rabu (24/3/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Sebanyak 15 SMP negeri dan swasta di Solo mengajukan permohonan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) uji coba.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Solo Dwi Ariyatno mengatakan, SMP tersebut merupakan sekolah negeri maupun swasta yang sudah merasa siap, baik dari sisi sarana dan prasarana, maupun prosedur pelaksanaannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Uji coba gelombang pertama sudah berjalan sejak 22 Maret lalu dan diikuti 25 sekolah. Mereka adalah sekolah yang paling siap menurut pengawas masing-masing. Setelah berjalan sepekan, sekolah lainnya mulai mengajukan untuk menyelenggarakan PTM uji coba juga. Sampai akhir Maret ini ada 15 sekolah yang sudah mengajukan,” ujarnya saat ditemui di SMPN 20 Solo, Kamis (1/4/2021) pekan lalu.

Baca Juga: Ini Foto-Foto Peringatan Paskah, Tidak Bisa Senangkan Semua Jemaat

15 Sekolah itu adalah SMPN 1, SMPN 2, SMPN 15, SMPN 17, SMPN 20, SMPN 24, SMPN 25, SMP Muhammadiyah Program Khusus PK Kottabarat, SMP Muhammadiyah 1, SMP Muhammadiyah 2, SMP Muhammadiyah 4, SMP Muhammadiyah 6, SMP Warga, SMP Al Abidin, dan SMP Islam Al Islam.

Ia mengatakan, atas pengajuan tersebut Disdik melakukan verifikasi mengenai kesiapan sarana dan prasarana serta prosedur pelaksanaan. Selanjutnya sekolah bersangkutan akan melakukan simulasi sebelum pelaksanaan PTM uji coba.

“Pada prinsipnya sekolah boleh menyelenggarakan PTM uji coba asalkan sudah siap. Silakan ajukan melalui pengawas, nanti akan dilanjutkan ke Dinas dan akan diverifikasi dulu. Kalau dinilai siap, termasuk sudah ada izin dari orang tua, nanti disimulasi dulu,” imbuh Dwi.

Baca Juga: Solo Dipastikan Bebas Pekat Saat Ramadan

Verifikasi

Sementara itu, berdasarkan verifikasi dan pengecekan di sejumlah sekolah, ada beberapa hal yang kurang dalam persiapan. Antara lain sarana cuci tangan plus sabun, wastafel yang dilengkapi hand sanitizer dan tisu di sekitar kamar mandi, petunjuk arah/tanda larangan, banner/poster kampanye protokol kesehatan, pengaturan tanda di area penjemputan siswa.

Selain itu, sebagian sekolah itu juga belum menyiapkan ruang tunggu penjemputan siswa ketika terdeteksi bersuhu tubuh di atas ambang normal.

“Kalau siswa pada saat akan masuk dan dicek suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celcius kan harus pulang. Nah saat menunggu dijemput orang tua inilah siswa seharusnya ditempatkan di ruangan khusus, bukan UKS. Ini belum disiapkan,” imbuh Dwi.

Baca Juga: Kuliah Seni Di ISI Solo, Enggak Melulu Jadi Seniman Hlo

Sementara itu, ditemui terpisah, Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati mengatakan semakin banyak sekolah yang mengajukan PTM uji coba akan lebih baik. Sehingga ketika rencana pemerintah membuka sekolah pada tahun ajaran baru 2021/2022, mereka sudah siap.

“Setahun belajar di rumah sudah mengubah kebiasaan siswa. Yang dulunya sebelum pandemi Covid-19 mereka bangun dan mandi di pagi hari, saat PJJ mungkin tidak begitu. Sehingga sebelum mereka kembali sekolah, kalau jadi Juli nanti, siswa harus mulai dibiasakan lagi sejak sekarang dengan PTM uji coba. Yang penting sekolah harus siap semuanya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya