SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Sebanyak 15 investor tertarik tanam modal di DIY.

Harianjogja.com, JOGJA–Sebanyak 15 investor asal Singapura, Malaysia dan Korea Selatan tertarik menanamkan modal di DIY. Sektor yang menjadi sasaran utama adalah ekonomi kreatif, lifestyle, teknologi informasi, dan perhotelan. Mereka tertarik menanam modal di Bumi Mataram, sebab DIY dinilai memiliki potensi yang besar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ke-15 investor itu datang berkunjung menemui HB X di Kompleks Kepatihan, Kamis (15/3/2018). Dalam kunjungannya, mereka didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ngurah Swajaya. Sebelumnya, para pengusaha ini juga menghadiri Regional Invesment Forum (IRIF) di Hotel Alana, Sleman.

“Mereka juga ada yang ingin ikut konteks, kalo memang masih dibutuhkan, di sektor financing untuk pembangunan sarana bandara baru di Kulonprogo [New Yogyakarta International Airport],” ucap Ngurah seusai pertemuan. Ngurah melanjutkan, untuk nilai investasi yang akan ditanamkan di DIY belum diketahui, sebab saat ini masih dalam tahap penjajakan. Namun, yang jelas mereka tertarik dengan DIY karena dinilai memiliki potensi yang besar.

DIY, sambungnya, punya potensi bagus di bidang industri kreatif, lifestyle dan teknologi informasi. Orang-orang yang bertalenta dan memiliki kreatifitas jadi daya tarik tersendiri bagi investor. Sedangkan untuk bidang perhotelan, investor tertarik seiring dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan 10 Bali baru, yang salah satu di antaranya adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

“Tindak lanjutnya mereka sudah mendapat siapa kontak personnya, kan di sini ada one stop service, jadi kalau misalnya sudah punya usulan konkret, mereka akan menulis surat ke sini, sehingga mudah-mudahan ini bisa secepatnya ditindak lanjuti. Saya kira ini momentum yang bagus sekali,” sambung Ngurah.

Dalam pertemuan itu, sambung Ngurah, juga sempat dibahas mengenai harga tanah yang melonjak tinggi di sekitaran NYIA. Gubernur DIY Sri Sultan HB X, menurutnya, meyakinkan masalah itu bisa segera diatasi, sebab Indonesia dan DIY sudah punya mekanisme dan sistem tersendiri untuk menyelesaikan masalah.

Beberapa waktu lalu Sri Sultan HB X memang sempat mengeluhkan harga tanah yang melonjak tajam di sekitaran NYIA. Ia mengaku sampai mendapat protes dari seorang pengusaha yang hendak membangun hotel mengenai harga tanah yang terlampau mahal. Oleh karena itulah dirinya meminta harga tanah bisa dikendalikan.

Lebih jauh Ngurah menjelaskan, dari negara asal para investor itu, Singapura adalah investor terbesar di Indonesia. Sebanyak 30% investasi asing berasal dari negeri di Semenanjung Malaka itu. Total, pada 2017 nilai investasi dari Singapura mencapai US$8,4 miliar.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi mengucapkan, Pemda DIY membuka diri bagi investor dari mana pun. Ia menyebut, DIY memiliki 17 program prioritas yang bisa digarap oleh para investor. Adapun 17 program prioritas itu terdiri dari lima proyek infrastruktur, sembilan penataan pengembangan kawasan dan tiga program strategis lainnya.

Namun, jika investor ingin menggagas sendiri proyeknya, Gatot tetap mempersilahkan. “Kalau inisiatif sendiri harus buat semacam kajian dan menawarkan ke kami. Tapi kalau mau menyeleaikan program kami, ya silahkan, dicermati dulu. Dikaji dulu.”Ia mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana pertemuan lanjutan dengan ke-15 investor itu. Namun, jika memang tertarik, komunikasi akan terus dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya