SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilkades

Solopos.com, WONOGIRI — Polres Wonogiri mencatat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2019 di 15 desa di delapan kecamatan paling rawan terjadi konflik. Namun, polisi meyakini pilkades bisa berjalan damai dan sukses, karena para calon kades (cakades) telah berjanji menjaga kedamaian.

Janji itu dituangkan dalam ikrar yang diucapkan seluruh cakades di Pendapa Rumah Dinas Bupati kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Senin (16/9/2019). Selain itu, seribuan personel pengamanan telah disiapkan untuk mengamankan pilkades serentak pada 25 September 2019.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Data yang diperoleh , desa yang paling rawan konflik meliputi Gunungan dan Kepuhsari (Manyaran), Eromoko (Eromoko), Mlokomanis Wetan (Ngadirojo), dan Pandan dan Tunggur (Slogohimo). Selain itu Widoro dan Sambiharjo (Sidoharjo), Gudangharjo, Johunut, dan Ketos (Paranggupito), Biting, Bangsri, dan Nungkulan (Purwantoro), dan Jendi (Girimarto).

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam pemetaan polisi, 15 desa tersebut masuk kategori merah. Sementara, 21 desa di 13 kecamatan lainnya masuk kategori rawan sedang atau kuning. Sebanyak 150 desa lainnya yang tersebar di berbagai kecamatan memiliki tingkat kerawanan paling kecil.

Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, saat ditemui wartawan sesuai mengikuti acara deklarasi pilkades damai, menyampaikan 15 desa paling rawan itu dipetakan berdasar potensi gesekan.

Ada beberapa cakades dalam satu lingkup desa yang mempunyai basis massa besar dari kelompok berbeda, seperti perguruan bela diri dan organisasi masyarakat (ormas) lain.

Informasi yang dihimpun , ada juga cakades yang mendapat dukungan dari partai politik (parpol) tertentu, sementara lawannya tidak. Bahkan, ada isu perselingkuhan oleh salah satu cakades yang berkembang.

Selain itu ada desa yang iklim politiknya selalu memanas setiap ada pilkades, sehingga masuk kategori merah. “Potensi kerawanan sekecil apa pun kami antisipasi,” kata Kapolres.

Dia melanjutkan desa paling rawan konflik diamankan lebih ketat dengan jumlah personel lebih banyak dari pada desa yang tingkat kerawananannya lebih kecil. Bahkan, Kapolres merasa perlu meminta back up atau dukungan pengamanan dari Brimob dan personel dari Polres lain, seperti Polresta Solo, Polres Sukoharjo, dan Polres Klaten sebanyak 360 orang.

“Ada personel yang akan ditempatkan di setiap desa pelaksana pilkades. Lalu, personel lainnya ditempatkan di setiap eks-distrik [lima eks-distrik] satu peleton [30 personel]. Lalu pasukan Brimob kami siagakan di tiga rayon, yakni timur, barat, dan selatan untuk mem-back up personel di eks-distrik. Semua siaga penuh,” imbuh Kapolres.

Cakades Singodutan, Selogiri, Karsanto, menyatakan akan menjalankan ikrar dengan sungguh-sungguh. Menurut dia kontestasi di desanya cukup ketat. Dia bakal melawan mantan kades yang masih memiliki pengaruh. Meski persaingan ketat, dia meyakini Pilkades Singodutan berjalan damai dan sukses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya