JOGJA—Berangkat dari keprihatinan akan minimnya desainer profesional, APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) APPMI DIY menggelar workshop yang diikuti empat belas desainer muda di Maharani, Jalan Wolter Mongonsidi Jogja selama sebulan.
Ketua APPMI DIY, Ninik Darmawan mengungkapkan workshop yang digelar sejak Rabu (17/8) merupakan sebuah terobosan baru untuk mengarahkan perancang busana muda di Jogja menjadi lebih profesional.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dalam hal ini mereka diajarkan cara membuat konsep hingga membuat karya busana. Namun yang terpenting adalah mereka mampu mempresentasikan hasil karya tersebut.
“Kami memberikan pemahaman bahwa desainer busana itu merupakan profesi yang harus memiliki kompetensi, bukan hanya eksistensi, sekedar hobi atau bersenang-senang,” ujar Ninik saat ditemui Harian Jogja, Jumat (19/8) malam.
Menurut Ninik, dunia fashion itu keras dan bukanlah dunia selebritis. Artinya, para desainer busana dituntut memiliki imajinasi dan kreatifitas serta didukung teknologi canggih. Ia harus bisa menjahit meski tidak menjahit busana-busana rancangannya sendiri.
Selain itu, perancang busana juga harus memberikan inovasi dalam dunia fashion. Misalnya saat menggelar fashion show. Orang tidak hanya diundang datang untuk melihat para mo14del melenggak-lenggok di atas cat walk, melainkan menyuguhkan hasil kreasi imajinasi sang desainer sehingga orang akan memiliki ide untuk mengembangkannya.
“Menjadi desainer itu bisa dipelajari dari diri sendiri dan melalui proses. Workshop ini jelas memberikan mereka petunjuk bagaimana menjadi seorang desainer yang memiliki kompetensi karena dunia fashion bekaitan erat dengan kapitalis sehingga dia juga harus bisa bersaing dengan sehat,” tegas Ninik. (HARIAN JOGJA/Tri Wahyu Utami)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
