SOLOPOS.COM - Sapi kini rentan terserang penyakit mulut dan kuku (PMK). Untuk pencegahannya pembelian sapi dari luar daerah perlu dihentikan sementara. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menutup Pasar Hewan Pracimantoro selama dua pekan terhitung sejak, Selasa (24/5/2022). Penutupan pasar tersebut imbas dari ditemukannya 13 ekor sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK), Senin (23/5/2022).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan temuan kasus PMK tersebut menjadi yang pertama terjadi di wilayahnya. Di waktu sebelumnya, pengecekan hewan ternak dilakukan secara rutin sejak, Selasa (10/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengecekan dilakukan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri. Selama dua pekan, tim Dislapernak Wonogiri tak satu pun menemukan kasus sapi bergejala PMK.

“Tapi pada sesi ketiga [Senin ini], tim menemukan sapi bergejala PMK. Setelah ditelusuri, sapi tersebut bukan dari Wonogiri. Sapi itu dari Magetan (empat ekor), Donorojo/Pacitan (satu ekor), dan Boyolali (delapan ekor). Atas kondisi itu, diambil langkah-langkah antisipasi dan persuasi ke peternak,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/5/2022).

Bupati yang akrab disapa Jekek itu mengatakan, peternak yang membawa sapi bergejala PMK itu dicatat nama dan alamatnya. Kemudian, peternak beserta sapi-sapinya itu dikembalikan ke daerah asal. Dislapernak Wonogiri langsung bersurat dengan dinas terkait di daerah asal peternak.

Baca Juga: Pemkab Wonogiri Pantau Pasar Hewan untuk Cegah PMK, Ini Lokasinya?

Temuan kasus PMK di Pasar Hewan Pracimantoro membuat pasar yang hanya buka pada pasaran Wage itu harus ditutup selama dua pekan. Dalam rentang waktu itu, Pemkab Wonogiri bakal melakukan identifikasi lokal guna memastikan tak terjadi persebaran kasus sapi bergejala PMK.

“Kebijakan penutupan itu menjadi kewenangan daerah [Pemkab Wonogiri]. Jangan sampai terjadi endemi, apalagi sampai pandemi. Kami mengambil langkah-langkah tegas karena kemarin sudah saya sampaikan juga ke peternak kalau ada pedagang yang membawa sapi bergejala PMK maka pasarnya akan ditutup,” katanya.

Disinggung mengenai imbas ditutupnya pasar hewan, terutama menyambut momen Iduladha yang identik dengan tingginya kebutuhan sapi, Jekek berdalih masih ada metodologi dan sistem berdagang lainnya.

“Dampaknya bakal berisiko lebih besar jika sapi potong yang disembelih saat Iduladha ternyata diketahui terjangkit PMK,” katanya.

Baca Juga: Bawa Sapi Bergejala PMK di Wonogiri, Peternak akan di-Blacklist

Sosialisasi

Dengan temuan sapi bergejala PMK, Dislapernak Wonogiri diperintahkan memberikan sosialisasi ke peternak agar melakukan kewaspadaan dini. Para peternak bakal dikumpulkan untuk diberi pemahaman mengenai sapi bergejala PMK.

“Poin utamanya, kebersihan ternak harus dipenuhi para peternak,” katanya.

Kepala Dislapernak Wonogiri, Sutardi, mengatakan jumlah populasi total sapi yang diperiksa di Pasar Hewan Pracimantoro di hari temuan PMK lebih sedikit dibanding hari pasaran Wage biasanya. Berdasar prediksinya, jumlah sapi yang diperiksa kurang lebih 300 ekor.

Baca Juga: Temukan Kasus PMK, Masyarakat Wonogiri Bisa Melapor ke Polisi

Sutardi mengatakan muncul ketakutan di kalangan peternak melihat kasus PMK yang mulai mewabah di Wonogiri. Kasus PMK tak hanya dapat terjadi pada sapi, melainkan juga kerbau, kambing, domba, dan babi.

“Fokus pemeriksaan hewan ternak yang kami lakukan saat ini pada sapi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya