SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus Corona. (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Jumlah pasien suspek yang naik kelas menjadi kasus konfirmasi positif Covid-19 Kota Solo bertambah cukup banyak pada Selasa (10/11/2020).

Dari total 23 kasus yang terkonfirmasi pada Selasa (10/11/2020), ada 13 pasien suspek yang naik kelas. Sisanya, lima kasus merupakan hasil uji swab mandiri dan empat kasus merupakan hasil tracing empat indek kasus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Duh! Sehari 3 Pasien Positif Covid-19 Solo Meninggal Dunia

Kondisi ini membuat Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo khawatir. Pasien suspek yang naik kelas jadi positif biasanya sudah dalam kondisi kurang baik dan perlu pengawasan ketat karena rawan terjadi perburukan.

Statistik Covid-19 Solo menunjukkan sebagian besar kasus kematian pasien positif sebelumnya berstatus pasien suspek. Pada sisi lain, Satgas Penanganan Covid-19 Solo mencatat ada tiga pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia pada Selasa (10/11/2020).

Peringkat Ke-1 Terinovatif Versi Kemenristek/BRIN, Solo Ungguli Semarang dan Cimahi

Catatan tersebut menambah daftar panjang kematian pasien terinfeksi virus SARS CoV-2. Tambahan tersebut membuat kumulatif kasus kematian menjadi 60 orang dari total 1.435 kasus konfirmasi positif yang tercatat.

Sedangkan jumlah pasien sembuh/selesai karantina ada 981 orang, isolasi mandiri 311 orang, dan rawat inap 83 orang. Sesuai data pada laman surakarta.go.id, catatan kumulatif pasien suspek Covid-19 Kota Solo hingga Selasa tercatat sebanyak 1.325 orang.

Berkedok Petugas Penanganan Covid-19 Mau Beri Bantuan, Pria Ini Gasak Perhiasan Nenek-Nenek Boyolali

Perinciannya, 36 orang rawat inap, enam orang isolasi mandiri, 1.210 orang sembuh, dan 73 orang meninggal dunia. Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan tambahan tiga pasien meninggal itu membuat persentase tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) Solo menjadi 4,1%.

Angka tersebut lebih tinggi dari CFR nasional yakni 3,3% dan CFR dunia 2,5%. “Iya, memang sangat tinggi. Makanya kami khawatir sekali jika ada tambahan kasus dari pasien suspek. Apalagi mereka yang punya komorbid atau penyakit penyerta sehingga menambah perburukan,” katanya kepada Solopos.com, Selasa (10/11/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya