SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 13 warga Klaten meninggal dunia gara-gara demam berdarah dengue (DBD) sejak awal Januari hingga pekan kedua Juni 2022. Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten kembali mengingatkan agar kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus digiatkan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinkes Klaten, jumlah kasus DBD sampai pekan ke-23 tahun 2022 sebanyak 240 kasus. Dari jumlah itu, ada 13 orang yang meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Angka kematian itu jauh lebih banyak dibandingkan jumlah kasus DBD selama 2021 sebanyak 143 kasus dengan tujuh kematian.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Inayati Hasanah, mengatakan cara paling ampuh mencegah kasus DBD melalui kegiatan PSN. Lantaran hal itu, dia mengimbau agar kegiatan PSN tak boleh kendur.

Apalagi, meski sudah memasuki kemarau saat ini hujan masih terus mengguyur. Guyuran hujan berpotensi menimbulkan banyak genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak termasuk Aedes aegypti, jenis nyamuk yang membawa virus dengue penyebab DBD.

Baca Juga: DBD KLATEN : Cuaca Susah Diprediksi, DBD Masih Jadi Ancaman

“Imbauan kami masyarakat tetap meningkatkan PSN dan dilakukan secara serentak. Budaya gotong royong tetap digiatkan,” kata Inayati, Rabu (15/6/2022).

Inayati juga menyoroti tempat penampungan air di sekolah terlebih tak lama lagi siswa memasuki libur sekolah.

“Sebaiknya bak-bak penampungan air di sekolah seperti kamar mandi dan lainnya dikosongkan selama libur sekolah,” urai dia.

Dia juga mengingatkan ketika ada gejala demam segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan atau dokter. Salah satu ciri demam berdarah yakni demam tinggi.

Baca Juga: Waspada! 5 Anak di Klaten Meninggal Dunia karena DBD

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, mengatakan kasus DBD menjadi salah satu pembahasan dalam rapat koordinasi internal Pemkab Klaten awal pekan ini. Dari laporan yang dia terima, ada 13 orang meninggal dunia karena DBD.

Jajang membenarkan tingginya kasus DBD bisa jadi lantaran efek samping curah hujan yang masih tinggi. Dia menjelaskan salah satu cara mencegah kasus DBD dengan menggiatkan PSN.

“Tentu ada treatment lain yang bisa dilakukan. Dinkes segera koordinasi dengan Dinas Kominfo untuk menyampaikan informasi ke masyarakat soal pencegahan DBD,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya