SOLOPOS.COM - Ilustrasi menara operator seluler (JIBI/Solopos/Dok)

Sebanyak 13 desa di 5 kecamatan di Wonogiri masih blank spot alias belum terjangkau sinyal seluler.

Solopos.com, WONOGIRI — Warga 13 desa di lima kecamatan bagian selatan dan timur Wonogiri kesulitan berkomunikasi karena belum terjangkau sinyal seluler alias blank spot. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri belum dapat mengatasi masalah itu karena keterbatasan anggaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasi Pos dan Telekomunikasi Bidang Komunikasi dan Informatika Dishubkominfo Wonogiri, Tarjo, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (4/11/2016), menyampaikan berdasar pendataan, desa yang masih blank spot itu meliputi Bayemharjo, Tlgosari, dan Tlogoharjo di Kecamatan Giritontro; Desa Gunturharjo, Gendayakan, dan Songbledeg di Kecamatan Paranggupito; dan Desa Purwoharjo di Kecamatan Karangtengah.

Desa lainnya yang belum terjangkau sinyal seluler yakni Kepuhsari, Pijiharjo, dan Gunungan di Kecamatan Manyaran, serta Sukorejo, Golo, dan Nguneng di Kecamatan Puhpelem.

Sinyal tak bisa menjangkau karena wilayah tersebut berada di sekitar pegunungan sehingga sinyal yang dipancarkan dari menara pemancar di desa lain tak bisa masuk ke wilayah tersebut. Tarjo menyebut di desa-desa itu ada yang total blank spot dan ada pula yang kadang mendapat sinyal.

Warga desa melalui pemerintah desa masing-masing sudah menyampaikan surat keluhan ke Pemkab. Warga mengeluh susah berkomunikasi. Apabila ingin berkomunikasi mereka harus susah payah mencari sinyal di pegunungan.

Atas hal itu, kata Tarjo, Dishubkominfo menindaklanjuti dengan mengadakan pendataan blank spot dan mengkaji lokasi yang memungkinkan didirikan menara telekomunikasi. Berdasar kajian teknis, masing-masing lokasi blank spot di tiap kecamatan setidaknya membutuhkan satu unit menara untuk dipasangi pemancar sinyal operator.

Di Giritontro butuh satu unit menara di Desa Bayemharjo untuk menjangkau Tlogosari dan Tlogoharjo. Sedangkan di Paranggupito butuh menara di masing-masing desa blank spot karena jarak antara desa satu dengan lainnya sangat jauh.

Khusus di Karangtengah, butuh dua unit menara di Purwoharjo karena pemancar di menara wilayah lain tak bisa terkoneksi jika di desa itu hanya ada satu menara. Pegunungan di Purwoharjo sangat tinggi.

Dua tower itu satu untuk interkoneksi dari pemancar di lokasi lain dan satunya lagi untuk memancarkan sinyal ke Purwoharjo. Di Manyaran butuh satu unit menara di Puhsari untuk menjangkau Pijiharjo dan Gunungan. Sedangkan di Puhpelem butuh satu menara di Sukorejo untuk menjangkau Golo dan Nguneng.

“Kami sudah mengajukan permohonan pendirian menara ke Kementerian Kominfo melalui Program Kewajiban Pelayanan Universal, September lalu, dan ke PT Telkom. Jika disetujui dan menara didirikan, pemerintah akan meminta operator memasang pemancar di tower baru itu,” terang Tarjo.

Kasi Telematika Dishubkominfo, Supriyono, mengatakan Pemkab belum dapat mendirikan menara secara mandiri karena keterbatasan anggaran. Pendirian satu unit menara setidaknya membutuhkan dana Rp1 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya