SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Suharsih/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Suharsih/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Sebanyak 13.086 warga Kecamatan Kemusu, Boyolali, tidak tamat SD. Jumlah itu tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasi Integrasi Pengolahan dan Desiminasi Statistik (IPDS) BPS Boyolali, Hari Rinawan, mengungkapkan data yang tersurat dalam Kemusu Dalam Angka 2011. Data tersebut merupakan hasil rekap dari sumber yang digali pada 2010. Saat ini, pihaknya tengah menyusun pemutakhiran data yang bersumber pada tahun 2011.

Meskipun demikian, Hari menjelaskan data terkini tak jauh berbeda dari data yang dirangkumnya lewat sumber yang didapat dari 13 desa di Kemusu 2010 lalu. “Saat ini masih proses tapi data tak jauh berbeda dari tahun sebelumnya,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Senin (18/6/2012)
Jumlah penduduk di Kemusu menurut catatan kantor itu adalah 46.400 jiwa. Sementara menurut Camat Kemusu, Totok Eko YP, dari total jumlah itu, terdapat sekitar 43.000 warga wajib E-KTP. Berdasarkan datanya, lanjut Totok, mayoritas warga dari jumlah tersebut masuk kategori usia produktif. Sementara sekitar 31.820 jiwa berasal dari warga berstatus pendidikan tamatan SD ke-bawah.

“Dari statistik, 74 Persen warga tamatan SD ke bawah. Ya itu meliputi yang tamat SD dan yang tak tamat SD,” papar Totok saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, pekan lalu.

Pelatihan
Totok mengatakan kurangnya mutu sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu faktor penghambat pengoptimalan potensi ekonomi di kecamatan tersebut. Kasi Pemerintahan setempat, Gatot Mardiyanto, mengatakan, beberapa jenis pelatihan untuk mendukung peningkatan mutu SDM disana telah digelar. Meski demikian, Gatot menyebut pelatihan semacam menjahit dan lainnya tak dibarengi minat warga.

Selain itu, pelatihan seperti yang dimaksud, lanjut Gatot, disertai kerjasama penggunaan tenaga kerja. Itupun disebutnya belum cukup memancing antusiasme warga. Sebab, lokasi penyediaan lapangan kerja relatif jauh diakses warga. “Ada tawaran kerja sekalian tapi jauh jadi warga menilai itu tidak cucuk,” imbuhnya.

Menurut Totok dan Gatot, jaringan kerjasama lapangan kerja perlu diimbangi dengan sistem yang baik. Mereka berharap hal semacam itu mampu menjadi salah satu jalan memberdayakan warga Kemusu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya