SOLOPOS.COM - BENAHI KERUSAKAN -- Warga bergotong-royong memperbaiki kerusakan di rumah salah satu warga yang terjadi akibat pergeseran tanah. (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Sragen (Solopos.com) – Sekitar 42 kepala keluarga (KK) atau 126 jiwa di Dukuh Sejeruk RT 1/RW I Desa Musuk, Sambirejo, Sragen terancam menjadi korban longsor menyusul amblesnya tanah tempat tinggal mereka.

BENAHI KERUSAKAN -- Warga Dusun Sejeruk bergotong-royong memperbaiki kerusakan di rumah salah satu warga setempat yang terjadi akibat pergeseran tanah. (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ironisnya kendati telah terjadi bertahun-tahun terakhir bahkan telah ada rumah warga yang ambruk, Pemkab Sragen tak kunjung mengambil tindakan. Padahal tiap tahunnya tanah tempat tinggal warga yang berada di perbukitan ambles tujuh hingga 10 sentimeter. Bahkan BMKG Jateng sejak dua tahun lalu telah merekomendasikan relokasi warga Sejeruk. Informasi yang dihimpun Espos di Sejeruk, Senin (27/6/2011) lalu dapur rumah Paimin, 35, warga setempat, ambruk. Beruntung Paimin dan tiga anggota keluarganya sedang tidak ada di rumah. Ambruknya dapur membuat bangunan utama rumah Paimin retak-retak di beberapa bagian.
Ekspedisi Mudik 2024

Selain rumah Paimin, ada tiga rumah lain yang kondisinya retak parah. Tiga rumah itu milik Sukardi, Mulyono dan Samidi. Sukardi tinggal bersama empat anggota keluarganya, Mulyono bersama tiga anggota keluarga dan Samidi bersama lima anggota keluarga. Dikhawatirkan rumah tiga orang tersebut ambruk saat seluruh anggota keluarga berada di dalam rumah.

Saat ditemui Espos Paimin yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan itu berharap bantuan dari Pemkab Sragen. “Pak Camat dan Kapolsek memang sudah datang kemari, tapi belum ada bantuan,” katanya. Disinggung mengenai opsi relokasi, Paimin mengaku bingung lantaran tidak punya tanah selain yang ditempati saat ini. Selain itu dia juga merasa sayang bila harus pindah dari rumah yang telah ditinggalinya puluhan tahun, sejak kecil.

Kades Musuk, Suharno menuturkan relokasi mendesak dilakukan terhadap 12 hingga 15 KK yang tinggal di sisi selatan jalan desa. Dalam situasi seperti sekarang sulit diprediksi sampai kapan tanah dan bangunan rumah bisa bertahan. Bisa saja tanah di Sejeruk longsor sewaktu-waktu mengingat hujan masih turun di desa yang cukup dekat dengan perbatasan wilayah Jenawi, Kabupaten Karanganyar.

Camat Sambirejo, Joko Suratno menerangkan Bupati Sragen,Agus Fatchur Rahman telah memberikan atensi terhadap kondisi warga Sejeruk. Hanya saat ini Pemkab masih merumuskan langkah penanganan komprehensif. Menurut dia memang ada rekomendasi relokasi dari BMKG dua tahun lalu. Hanya saja belum dapat dilakukan lantaran warga masih berat meninggalkan tempat tinggal mereka. “Kondisi masyarakat belum siap relokasi. Ketika sudah ada yang ambruk seperti ini lambat laun warga pasti mau direlokasi,” katanya.

Berdasar pengamatan Espos pergeseran tanah di Sejeruk membuat jalan desa dan musala setempat merekah lebar. Warga harus berhati-hati saat melintas di ruas jalan yang merekah.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya