SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Sebanyak 12 pegawai negeri sipil di Sukoharjo diketahui mengidap HIV/AIDS.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 12 pegawai negeri sipil (PNS) serta enam anggota TNI/Polri positif mengidap HIV/AIDS. Kasus mereka terdeteksi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sementara itu jumlah penderita HIV/AIDS yang terdeteksi selama Januari-April 2017 ada 31 orang. Koordinator Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo, Garis Subandi, mengatakan perilaku hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan menjadi faktor resiko penularan virus HIV/AIDS.

Para PNS dan anggota TNI/Polri terjangkit virus HIV/AIDS lantaran melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. “Mereka ditemukan saat melakukan voluntary counselling and testing [VCT] di rumah sakit atau puskesmas. Hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (6/8/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Tak menutup kemungkinan jumlah PNS serta anggota TNI/Polri yang mengidap HIV/AIDS bertambah. Kasus HIV/AID ibarat fenomena gunung es. Hanya sedikit yang terdeteksi padahal masih banyak penderita HIV/AIDS di Sukoharjo.

Berdasarkan data, karyawan dan ibu rumah tangga (IRT) menduduki ranking teratas data kasus HIV/AIDS di Sukoharjo. Jumlah karyawan yang terjangkit HIV/AIDS ada 102 orang.

“Di Sukoharjo ada 52 IRT yang positif mengidap virus HIV/AIDS. Mereka tertular virus dari suaminya,” ujar dia.

Pria yang akrab disapa Bandi ini menjelaskan saat ini Pemkab Sukoharjo bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) penanggulangan HIV/AIDS fokus mencari penderita baru dengan sasaran para ibu hamil. Mereka dianjurkan mengunjungi klinik VCT di layanan kesehatan terdekat.

Langkah ini untuk mengetahui apakah mereka terjangkit virus HIV/AIDS atau tidak. Apabila hasil tes positif, ibu hamil bakal menjalani terapi antiretroviral (ART) untuk memperlambat pertumbuhan virus.

“Kesadaran para ibu hamil untuk melakukan VCT cukup tinggi. Deteksi dini ibu hamil harus cepat. Apabila usia kandungannya muda, penularan virus kepada bayi di rahim masih bisa dicegah,” papar dia.

Bandi menambahkan jumlah pengidap HIV/AIDS selama lima tahun terakhir ada 394 orang. Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jamu yang meninggal dunia ada 69 orang.

Sementara itu, seorang warga Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Andi, mengungkapkan Sukoharjo belum memiliki payung hukum yang mengatur penanggulangan penyebaran virus HIV/AIDS. Andi meyakini penanggulangan penularan virus HIV/AIDS lebih efektif apabila ada regulasi.

Dalam regulasi itu diatur sanksi atau hukuman orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang sengaja menyebarkan virus itu. “Belum ada payung hukum. Semestinya eksekutif maupun legislatif mendorong agar ada regulasi yang mengatur penanggulangan penularan virus HIV/AIDS,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya