SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN — Sebanyak 12 kecamatan dari total 20 kecamatan di Sragen yang berada di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo rawan banjir dan bencana lain. Selain itu, lebih dari sepuluh desa tergolong langganan banjir.

Beberapa kecamatan termasuk kategori rawan banjir karena berada di aliran sungai Bengawan Solo adalah Masaran, Plupuh, Sidoarjo, Tanon, Mondokan, Sukodono, Sragen, Gesi, Tangen, Ngrampal, Sambungmacan, dan Jenar. Dari total 12 kecamatan itu setidaknya lebih dari sepuluh desa menjadi perhatian utama saat musim hujan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Desa yang termasuk berlangganan banjir adalah Kliwonan, Pilang dan beberapa wilayah lain di Masaran; Butuh, Gentan, Banaran di Plupuh: Bentak, Tenggak, Pandak di Sidoharjo; Tangkil dan Karangtengah di Sragen dan lain-lain.

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima kantor Kesbangpolinmas Sragen menyebutkan curah hujan tinggi pada Januari-Februari 2013. Kepala Kesbangpolinmas Sragen, Suharto, saat dihubungi Solopos.com menuturkan jumlah desa yang rawan banjir dan bencana lain bisa saja meluas. Namun pihaknya telah melakukan antisipasi dengan memastikan kesiapan sarana dan prasarana dan menyiagakan nomor handphone seluruh camat dan kades di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.

Menurut Suharto, BMKG sudah menginstruksikan masing-masing kabupaten/kota yang berada di sekitar aliran sungai Bengawan Solo melakukan antisipasi dengan menyiapkan sarana dan prasarana di wilayah masing-masing.

“Kami telah memasang sistem pemberitahuan sejak dini. Apabila ketinggian air naik dan aliran air deras maka alat akan memberikan gambaran sejak dini. Sistem itu dipasang di beberapa sungai di aliran Sungai Bengawan Solo, seperti Sungai Grompol, Kedung Gatot di Sungai Mungkung, Sungai Gambiran, Kedung Krikilan di Sungai Garuda dan Kedung Munyeng di Sungai Kenatan. Di beberapa lokasi itu terdapat stasiun pemantaun. Selain sistem semacam itu, kami sudah menyiapkan sarana dan prasarana apabila terjadi bencana akibat curah hujan tinggi selama Januari dan Februari,” kata dia, Jumat (4/12).

Suharto menjelaskan informasi dari penjaga pintu air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menyebutkan ketinggian air masih dalam batas wajar. Elevasi air di bendungan WGM mencapai 133,30 meter dua hari lalu. Kondisi itu terhitung normal dan belum masuk kategori siaga 3. Kategori siaga 3 atau hijau apabila elevasi air mencapai 133,50 meter.

Meski demikian, Kesbangpolinmas mengaku khawatir. Hal itu karena mereka tidak memiliki anggaran penanganan bencana meski sudah mengetahui lokasi daerah rawan banjir. Dana penanganan bencana sudah habis. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen hanya mengandalkan dana insidental atau tak terduga. Dana tersebut akan cair setelah bencana terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya