SOLOPOS.COM - Anggota tim SAR gabungan bersiap mengevakuasi jenazah warga Desa Jatisuko, Jatipuro, Karanganyar, Tarmi, 73, dari dalam sumur pada Kamis (10/6/2021). (Istimewa/Polsek Jatipuro)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Seorang perempuan lanjut usia atau lansia warga Dukuh Tengklik, Desa Jatisuko, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, Tarmi, 73, ditemukan meninggal di sumur tetangganya, Kamis (10/6/2021) pukul 08.30 WIB.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Tarmi sempat pergi dari rumah sebelum ditemukan meninggal di dalam sumur milik Sudirman, 81, itu.  Tarmi pergi sejak 12 hari lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keluarga dan warga setempat membuat pengumuman kehilangan atas nama Tarmi yang akrab disapa Mbah Sepring. Pada selebaran yang diterima Solopos.com, tertulis Tarmi mengenakan baju batik dan kain jarit saat pergi dari rumah. Tinggi badannya 155 sentimeter.

Baca Juga: Bioskop Mini di Kantor Arpus Karanganyar Sudah Jadi, Begini Penampakannya

Dalam selebaran itu juga tertulis Tarmi pergi dari rumah sejak Minggu (30/5/2021). Pembuat selebaran juga mencantumkan dua nomor handphone yang dapat dihubungi.

Kepala Desa Jatisuko, Jatipuro, Karanganyar, Sugeng Riyanto, membenarkan informasi adanya perempuan warga setempat yang meninggal di sumur. Menurutnya, keluarga, kerabat, dan warga sudah berupaya mencari Tarmi ke lingkungan sekitar rumah.

Mereka memiliki keyakinan bahwa Tarmi tidak akan pergi jauh. “Sudah tua. Kalau jalan masih ethes, tetapi penglihatan sudah agak kabur. Jadi ya dicari ke lingkungan sekitar rumah setiap hari. Termasuk mengecek sumur yang menjadi lokasi korban jatuh itu. Baru ketemu hari ini tadi. Sudah mengambang,” kata Sugeng saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: Sopir Lelah Dan Ngantuk, Pikap Nyemplung Sungai Sedalam 15 Meter Di Jumantono Karanganyar

Ada Masalah Keluarga

Sugeng menceritakan tim gabungan SAR, PMI Cabang Karanganyar, TNI/Polri berupaya mengevakuasi jasad perempuan Jatipuro yang meninggal di sumur itu. Jenazah Tarmi berhasil diangkat dari sumur sekitar pukul 11.45 WIB.

Menurut Sugeng, jarak rumah korban ke sumur tersebut sekitar 300 meter. “Biasanya enggak pernah pergi dan belum pikun. Wong tuwa. Tapi memang sedang ada masalah dengan keluarga. Di rumah itu bersama anaknya, Samikem, 56. [Anaknya] sudah berkeluarga dan punya anak. Anaknya ini bekerja serabutan,” tuturnya.

Sugeng tidak menyangka perempuan yang akrab disapa Mbah Sepring itu ditemukan meninggal di sumur sedalam 15 meter itu. Ia mengingat momen terakhir sebelum Mbah Sepring pergi dari rumah.

Baca Juga: Masuk Delik Aduan, Ini Langkah Polres Karanganyar Dalam Kasus Sejoli Viral Bermesraan di Kebun Teh Kemuning

“Saya saat itu menyerahkan BLT. Salah satu sampel kepada Mbah Tarmi ini. Itu tiga hari sebelum ia pergi dari rumah. Sempat difoto selaku penerima BLT,” ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polres Karanganyar, Iptu Agung Purwoko, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menyampaikan tubuh perempuan yang meninggal itu ditemukan kali pertama oleh pemilik sumur, Sudirman. Saat itu Sudirman curiga melihat bambu yang digunakan untuk menutup bibir sumur itu sedikit terbuka.

Penutup Sumur Terbuka Bikin Curiga

“Ia menengok ke dalam sumur dan melihat sosok tubuh manusia. Dia panggil tetangganya, Kristianto, 19. Mereka mengabari warga lain dan berkoordinasi dengan kepala desa. Lalu anggota polsek dan tim SAR gabungan ke lokasi,” kata Agung saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Baca Juga: Buntut Klaster Lamaran, Warga Brangkal Gemolong Sragen Siap-Siap Diswab Massal

Jenazah korban dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan. Versi keluarga yang disampaikan kepada polisi, Tarmi pergi dari rumah sejak Sabtu (29/5/2021) pukul 04.00 WIB.

Saat itu, Samikem mengira ibunya pergi ke kamar mandi. Tetapi, perempuan asal Jatipuro, Karanganyar, yang kemudian meninggal di sumur itu tidak kembali ke rumah. Polisi membenarkan terjadi persoalan keluarga sebelum Tarmi pergi dari rumah.

“Keterangan anaknya itu satu pekan sebelum pergi dari rumah itu korban pernah menyampaikan ingin pergi dari rumah. Katanya sak paran-paran. Dugaan kami korban pergi dari rumah karena ada persoalan keluarga,” ungkapnya.

Baca Juga: Catat! Ini Informasi Penting Terkait PPDB TK, SD, dan SMP di Karanganyar

Kapolsek Jatipuro, Iptu Suraji, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menyampaikan tim medis Puskesmas Jatipuro dan Inafis Polres Karanganyar mengecek kondisi korban.

Tidak ditemukan tanda-tanda bekas luka penganiayaan pada tubuh korban. Kondisi tubuh korban sudah beberapa hari meninggal. Keluarga membuat pernyataan menolak autopsi karena korban meninggal bukan karena tindak pidana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya