SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN–Rumah tumbuh (Rutum) yang dibangun Dompet Duafa bagi pengungsi erupsi Merapi terancam tak terpakai. Pasalnya beberapa lokasi pembangunan rutum berada di kawasan rawan bencana yang tidak boleh ditinggali lagi.

“Totalnya ada 120 rumah tumbuh (Rutum) yang dibangun bagi korban erupsi Merapi,” kata Direktur Disaster Management Center Dompet Dhuafa, Ahmad Fikri seusai seminar nasional Penanggulangan Risiko Bencana Melalui Kearifan Lokal di University Club UGM, Rabu (27/7) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ahmad menjelaskan, sebanyak 112 Rutum dibangun di Cangkringan, yaitu 50 Rutum di Kepuharjo dan 62 Rutum di Pangukrejo. Sisanya delapan Rutum dibangun di Bimomartani, Ngemplak. Semuanya serempak dibangun sejak empat bulan lalu karena permohonan warga korban erupsi Merapi.

Ahmad mengaku pihaknya menyadari jika pembangunan Rutum itu bakal menimbulkan dilema. Di satu sisi, pemerintah menganjurkan warga agar tidak kembali tinggal di lereng Merapi karena termasuk dalam kawasan rawan bencana, sementara di sisi lain Rutum sudah selesai dibangun dan siap ditinggali.

Apalagi menurut Ahmad, warga mendesak rumah mereka segera direhab agar dapat lekas bangkit dari keterpurukan. Sebelumnya, pihak Dompet Dhuafa telah berkonsultasi dengan Pemkab Sleman, namun hingga kini belum ada kepastian.

Padahal, lanjut Ahmad, satu unit Rutum semi permanen itu dibangun dengan kisaran dana Rp11,3 juta hingga Rp13 juta. Untuk itu, jika pemerintah tetap mewajibkan relokasi, dia berharap agar warga yang sudah terlanjur memiliki rumah mendapat kompensasi lebih.(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya