SOLOPOS.COM - Ilustrasi melawan Covid-19. (freepik)

Solopos.com, KLATEN -- Klaster keluarga mendominasi persebaran Covid-19 di Kabupaten Klaten selama lebih dari sebulan terakhir. Sedikitnya ada 11 klaster keluarga yang muncul di berbagai kecamatan.

“Kalau tidak salah ada sekitar 11 klaster keluarga. Ada di Jogonalan, Wedi, Trucuk, Juwiring, Klaten Tengah, dan lain-lain,” kata Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, saat ditemui Solopos.com di Setda Klaten, Senin (3/5/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari 11 klaster keluarga itu, Ronny mengatakan tersisa satu klaster keluarga di wilayah Kecamatan Juwiring. Ada tujuh orang dari klaster tersebut yang masih satu keluarga kini menjalani isolasi mandiri. “Sumber penularannya itu dari salah satu anggota keluarga yang bekerja di wilayah Kecamatan Ceper,” jelas Ronny.

Baca Juga: Belajar Dari Youtube, Residivis Pencurian Klaten Ini Bikin Pistol Rakitan Diduga Untuk Beraksi

Ronny mengatakan klaster keluarga di Klaten selama ini sulit terdeteksi. Hal itu karena ada kecenderungan ketika berada di lingkup keluarga protokol kesehatan tak dijalankan.

Ronny mengimbau warga di mana pun tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Termasuk saat di dalam rumah atau saat berbelanja di pasar dan pertokoan. Hal itu karena potensi munculnya klaster penularan Covid-19 di pusat perbelanjaan tinggi menjelang Lebaran.

Ronny mengatakan potensi itu sangat bisa terjadi selama protokol kesehatan tak diterapkan dengan ketat dan tegas baik oleh pengelola pusat perbelanjaan maupun pengunjung.

Baca Juga: Gagal Cegah Kerumunan, Peringatan untuk Tiga Toko di Klaten

Ketegasan Pengelola Pusat Perbelanjaan

“Selama protokol kesehatan tidak ketat bisa kena. Karena apa? Itu kerumunan dan terjadi kontak erat. Begitu berkerumun saat membayar di depan kasir, itu kan kumpul. Kalau ada salah satu saja yang OTG dan tidak mengenakan masker itu bahaya,” katanya.

Karena itulah untuk mencegah klaster Covid-19 seperti keluarga dan pusat perbelanjaan, Ronny meminta ketegasan pengelola pusat perbelanjaan dan toko di Klaten dalam penerapan protokol kesehatan.

Jika kondisi di dalam toko atau pusat perbelanjaan sudah penuh, pengunjung yang berdatangan ditahan terlebih dahulu di pintu masuk hingga pengunjung di dalam berkurang.

Baca Juga: Puluhan Pelajar Klaten Terciduk Polisi Saat Hendak Konvoi Rayakan Kelulusan

Selain potensi klaster pusat perbelanjaan, Ronny juga mengingatkan potensi penularan Covid-19 dari kegiatan buka puasa bersama yang tak memperhatikan protokol kesehatan.

Menjelang akhir Ramadan, kegiatan buka puasa bersama di rumah makan cenderung meningkat. “Bukber kami tidak melarang. tetapi kami melarang untuk ASN. Silakan kalau masyarakat mau Bukber tetapi perhatikan protokol kesehatan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya