SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesepeda. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN – Ada 11 kecelakaan yang melibatkan pengayuh sepeda setelah Lebaran hingga akhir Juni 2020. Hal ini salah satunya terjadi akibat kurangnya kesadaran pesepeda alias goweser di Sragen dalam menaati peraturan lalu lintas.

Kasat Lantas Polres Sragen, AKP Sugiyanto, mengakui pandemi membuat warga berusaha melaksanakan pola hidup sehat. Salah satunya ialah memperbanyak olahraga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia tidak memungkiri, belakangan olahraga sepeda santai paling banyak diminati. Namun, dia mengakui kesadaran goweser untuk menaati peraturan lalu lintas masih kurang.

“Aturan lalu lintas itu bukan hanya berlaku untuk pengendara kendaraan bermotor. Lalu lintas itu bisa berupa orang atau kendaraan. Pengayuh sepeda dan becak juga harus taat lalu lintas. Jika traffic light berwarna merah, sudah semestinya mereka berhenti. Kecuali ada tambahan rambu belok kiri langsung jalan,” jelas AKP Sugiyanto, Kamis (2/7/2020).

Curhat Pilu Anak Korban Tabrak Lari di Flyover Manahan Solo: Pertama dan Terakhir Diantar Ibu

Selain kurang menaati rambu-rambu lalu lintas, rata-rata sepeda yang dipakai goweser juga belum dilengkapi lampu atau reflektor cahaya. Kondisi itu sangat membahayakan bagi para goweser sendiri dan pengguna jalan lain, terutama pada malam hari.

“Kalau tidak ada lampu atau reflektor cahaya, begitu belok sepeda itu tidak terlihat. Tahu-tahu sudah di depan pengguna jalan sehingga terjadilah kecelakaan,” ucap Sugiyanto.

Sosialisasi

Saat ini, Satlantas Polres Sragen tengah mengampanyekan program keselamatan berlalu lintas dengan sasaran beberapa elemen masyarakat seperti para goweser, pengayuh becak, pengojek, sopir truk, sopir bus dan lain-lain.

Kos-Kosan di UMS Solo Ditinggal 4 Bulan Gegara Corona, Mahasiswa Ini Kaget Jamur dan Kutu Berpesta

Program ini berlangsung selama tiga kali yakni pada Mei, Juni, dan Juli. Sugiyanto mengakui kesadaran menjaga keselamatan lalu lintas baru terlihat pada siang hari. Namun pada malam hari, masih banyak warga yang mengabaikan keselamatan berlalu lintas, sehingga sering terjadi kecelakaan sepeda di Sragen.

“Kalau kami amati, di jalur lingkar selatan masih banyak bus yang menerobos lampu lalin pada malam hari. Kalau siang mereka cenderung taat. Kami juga masih banyak menemukan pengendara motor tanpa helm di malam hari. Padahal, helm itu fungsinya penting. Banyak hewan kecil yang beterbangan. Kalau sampai kena mata, itu bisa menggangu konsentrasi berkendaraan yang bisa berakibat fatal,” terang Sugiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya