SOLOPOS.COM - Sejumlah pemulung mengerubungi truk sampah yang baru saja tiba di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Jumantono, Karanganyar. 11 dari 17 kecamatan di Karanganyar saat ini masih belum terjangkau layanan armada pengangkut sampah. (JIBI/SOLOPOS/Damar Sri Prakoso)

Sejumlah pemulung mengerubungi truk sampah yang baru saja tiba di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Jumantono, Karanganyar. 11 dari 17 kecamatan di Karanganyar saat ini masih belum terjangkau layanan armada pengangkut sampah. (JIBI/SOLOPOS/Damar Sri Prakoso)

KARANGANYAR-11 dari 17 wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar belum mendapat layanan petugas dan armada kebersihan. Saat ini baru Kecamatan Karanganyar, Tawangmangu, Tasikmadu, Jaten, Colomadu dan Gondangrejo yang sudah dijangkau armada kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu disampaikan Kasi Kebersihan Lingkungan DKP Karanganyar, Agung Sri Aji, saat ditemui Solopos.com di kantorya, Rabu (5/9/2012). “Sampai sekarang baru enam kecamatan yang kami layani. Tahun depan tambah Kebakkramat,” katanya. Dia menjelaskan selama ini DKP mempunyai tenaga kebersihan sebanyak 118 orang. Mereka beroperasi menggunakan 17 unit armada berbagai jenis pengangkut sampah. Merujuk rencana penambahan wilayah pelayanan tahun depan, Aji menilai perlunya dilakukan penambahan lagi armada sampah. “Saya kira masih perlu tambah dua arm roll dan 10 kontainer bila mau masuk Kebakkramat,” imbuhnya.

Aji menerangkan terbatasnya wilayah jangkauan pelayanan jasa kebersihan terkait kebutuhan di lapangan. Wilayah kecamatan yang tidak mendapat layanan jasa dianggap memang belum membutuhkan. Lebih lanjut dia mengungkapkan produksi sampah di Bumi Intanpari tahun ini mengalami peningkatan dibanding sebelumnya. Berdasar data produksi sampah harian diketahui rata-rata produksi sampah per hari tahun ini 325 meter kubik. Padahal produksi sampah harian tahun lalu di angka 320 meter kubik.

Sedangkan Kasubag Perencanaan DKP Karanganyar, Dwi Harjono, menerangkan sampah produksi wilayah pelosok masih mampu dikelola swadaya masyarakat atau pemerintah desa setempat. “Sehingga saat ini dan mungkin sampai beberapa tahun ke depan kami belum bisa jangkau wilayah pelosok seperti Jatipuro dan Jatiyoso,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya