SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati merintih kesakitan saat mengikuti voluntary counseling and testing (VCT) guna mendeteksi dini penularan HIV/AIDS di depan Kantor Setda Sragen, Minggu (27/11/2016). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kasus HIV/AIDS di Sragen menjadi perhatian Pemkab.

Solopos.com, SRAGEN — Selama 11 bulan selama Januari hingga November 2016, jumlah temuan kasus HIV/AIDS di Bumi Sukowati mencapai 145. Sebanyak 85 orang meninggal dunia karena HIV/AIDS sejak 2000 silam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan angka penularan HIV/AIDS di Bumi Sukowati tergolong tinggi. Sejak tahun 2000, terdapat 602 kasus HIV/AIDS di Sragen. Dari tahun ke tahun, kata Yuni, jumlah temuan kasus HIV/AIDS makin meningkat.

“Saya tidak ingat angka pastinya, namun pengidap HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga itu sangat tinggi. Ibu rumah tangga itu tertular HIV/AID dari suaminya yang lebih dulu tertular. Kalau ibu itu hamil, HIV/AIDS itu berpotensi menular ke bayinya. Ini yang perlu ditanggulangi,” terang Yuni saat ditemui wartawan pada acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 dan Hari AIDS Sedunia pada ajang Car Free Day (CFD), Minggu (27/11/2016).

Perda No. 9/2016 tentang Penanggulangan HIV/AIDS sudah ditetapkan oleh DPRD Sragen. Bupati sudah memerintahkan Bagian Hukum Setda Sragen dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen untuk menyiapkan draf peraturan bupati (perbup) sebagai petunjuk teknis implementasi Perda No. 9/2016 tersebut.

Yuni menargetkan perbup itu sudah bisa ditetapkan pada Desember mendatang sehingga pada Januari 2017, ketentuan dalam Perda No. 9/2016 itu sudah bisa diberlakukan.

“Pada Januari 2017 nanti setiap calon pengantin diimbau mengikuti VCT [voluntary counseling and testing]. Pada awalnya kami ingin mewajibkan calon pengantin baru ikut VCT. Namun, dalam pembahasan di DPRD, disepakati calon pengantin hanya diimbau mengikuti VCT dengan beberapa alasan. Namanya diimbau, berarti calon pengantin tidak harus mengikuti VCT. Namun, kami akan memberi penjelasan dalam perbup mengenai pentingnya VCT untuk calon pengantin baru,” jelas Bupati.

Sekretaris KPA Sragen Haryoto mengatakan terdapat lebih dari 70 ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS di Bumi Sukowati pada tahun ini. Meski tidak diwajibkan, Haryoto berharap calon pengantin bisa mengikuti VCT sebagai bentuk antisipasi dini penularan HIV/AIDS.

“Kalaupun hasil VCT itu nanti salah satunya pasangan ada yang positif mengidap HIV/AIDS, bukan berarti rencana pernikahan mereka harus dibatalkan. Mereka tetap bisa menikah, namun saat berhubungan badan harus menggunakan cara yang aman seperti penggunakan alat kontrasepsi. Kalau tahu lebih dini, penularan HIV/AIDS dari ibu ke calon bayi yang dikandungnya juga bisa dihindari. Ini penting, jangan sampai HIV/AIDS itu diketahui setelah menikah sehingga upaya pencegahan penularannya sedikit terlambat,” papar Haryoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya