SOLOPOS.COM - Logo Google Play Store. (google)

Solopos.com, SOLO - Sebanyak 103 aplikasi dihapus paksa oleh Google dari Play Store. Deretan aplikasi ini diduga kuat berasal dari jaringan developer yang terorganisir.

Kebanyakan aplikasi yang dihapus memiliki kemampuan edit foto atau video. Ada pula beberapa aplikasi fungsional, seperti VPN, ekstraktor RAR, hingga pemindai PDF.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dukung di Rumah Saja, Google Doodle Hari Ini Tampilkan Gim Coding Menarik

Penghapusan ini dilakukan sebab aplikasi tersebut ditengarai melanggar aturan keamanan, termasuk memiliki adware, dan konten yang berbeda dari deskripsi.

Ekspedisi Mudik 2024

Dikutip dari 7News, Senin (27/4/2020), ada 103 aplikasi yang sudah dihapus Google dari Play Store. Meski sudah dihapus, secara keseluruhan aplikasi tersebut diketahui sudah terpasang 69 juta kali sebelum keputusan ini.

Keputusan untuk penghapusan aplikasi ini dilakukan setelah ada pelaporan yang dilakukan oleh CyberNews. Menurut laporan itu pula, deretan aplikasi ini diduga kuat berasal dari jaringan developer yang terorganisir.

Virus Corona, Ini yang Paling Banyak Dicari Netizen Indonesia di Google

Berdasarkan penelusuran, mereka menyalahgunakan data termasuk lokasi pengguna Android. Sebab, informasi itu lantas dijual pada agen pemasaran dengan harga ribuan dolar.

Banyak dari aplikasi itu juga diketahui memiliki akses ke mikrofon dan kamera di perangkat yang memasangnya. Laporan lain dari Forbes menyebut tim ini merupakan jaringan Tiongkok yang kerap melakukan klon aplikasi populer.

Beberapa aplikasi yang dihapus antara lain Glitch Effect Video, Photo Editor Grainy Effect, Face Makeup Camera & Beauty Photo Makeup Editor. Ada pula Video Editor with Music App, dan App Locker Fingerprint, PIN And Gallery Locker.

Google Rilis Data Pergerakan Orang di Indonesia Saat Covid-19

Aplikasi Google Play Store

Sebelumnya, Google juga menghapus sedikitnya 600 aplikasi mengganggu dari toko aplikasi Play Store. Tak hanya itu, pengembang aplikasi-aplikasi ini juga diblokir.

Penghapusan ratusan aplikasi dari Play Store ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan penipuan iklan seluler yang sering terjadi.

Menurut laporan yang dipublikasi BuzzFeed News, kebanyakan aplikasi jahat dibuat oleh para pengembang yang berbasis di Tiongkok, India, dan Singapura. Parahnya, iklan-iklan mengganggu ini menyasar pengguna berbahasa Inggris.

Rilis Bulan Depan, Google Pixel 4 Usung Fitur-Fitur Canggih Ini

Salah satu pengembang jahat yang tak pernah bosan membuat iklan-iklan mengganggu adalah Cheetah Mobile, sebuah perusahaan yang berbasis di Tiongkok.

Cheetah Mobile memiliki lebih dari 40 aplikasi di Play Store yang telah diblokir oleh Google.

Bjorke menyebut, tampaknya banyak pengembang yang melanggar dengan teknik serupa, yakni menghindari deteksi. Namun, pihaknya tidak mengetahui apakah penghindaran deteksi itu merupakan upaya yang terkoordinasi.

Jokowi Sebut Covid-19 Indonesia Reda Juni, Apindo: Sulit Memprediksi

Google pun menyebut bakal menerapkan pengembalian uang kepada brand yang iklannya telah terdampak pop-up mengganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya