SOLOPOS.COM - ilustrasi. dok

Solopos.com, MADIUN — Sawah seluas 100 hektare di Kabupaten Madiun diserang hama tikus. Akibatnya tanaman padi yang baru ditanam rusak dan mati.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto, mengatakan pada musim tanam pertama di 2020 ini ada setidaknya 100 hektare lahan pertanian yang rusak akibat hama tikus. Para petani kesulitan mengusir dan memberantas tikus karena saking banyaknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Data saat ini hama tikus ini mewabah di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pilangkenceng ada 54 hektare lahan yang diserang, Kecamatan Balerejo ada 30 hektare lahan yang diserang, dan Kecamatan Wonoasri ada 16 hektare lahan yang diserang,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com, di ruang kerjanya, Kamis (16/1/2020).

Sumanto menyampaikan tikus terus bertambah karena memang populasinya terus bertambah dengan subur. Selama ini tikus ini bekembang biak dan membentuk ekosistem di gundukan di sekitar jalan tol Madiun.

“Di [gundukan] jalan tol ini menjadi hotelnya para tikus. Karena di jalan tol ini, mereka menciptakan ekosistem dan menjadi tempat untuk berkembang biak,” kata dia.

Dia menyebut lokasi jalan tol ini menjadi tempat aman bagi tikus berkembang biak karena lokasi tersebut sulit untuk dijangkau petani. Petani tidak bisa serta merta masuk ke kawasan jalan tol untuk memberantas sarang tikus.

“Untuk masuk ke jalan tol kan perlu izin. Selain itu, gundukan yang dijadikan sarang tikus kan tidak boleh sembarangan digali. Jadi di situ menjadi tempat aman bagi tikus untuk berkembang biak,” ujarnya.

Sumanto menjelaskan sepasang tikus bisa beranak hingga 2.200 ekor dalam setahun. Bayangkan kalau ada ribuan pasang tikus yang berkembang biak, tentu jumlahnya akan berkali-kali lipat.

Serangan hama tikus pada masa tanam pertama musim penghujan ini bibit padi yang baru ditanam. Sehingga bibit yang baru ditanam para petani rusak sebelum tumbuh.

Lantaran kondisi bibit yang rusak, petani pun harus mengulangi menanam padi. Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana tikus biasanya menyerang padi yang sudah berusia hingga 45 hari.

Untuk memberantas tikus, petani melakukan gropyokan tikus. Langkah ini dinilai efektif untuk mengurangi jumlah populasi. Selain itu, pemerintah juga memberi bantuan berupa racun hama tikus berupa rodentisida.

Pertanian Madiun, Kabupaten Madiun, Hama Tikus Serang Petani,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya