SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 10 warga Sragen dinyatakan positif Covid-19 sejak Pemkab memberlakukan new normal per Rabu (10/6/2020). Pemkab pun meminta warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Menurut informasi yang dihimpun Solopos.com, jumlah warga positif Covid-19 di Sragen sebelum new normal adalah 37 orang. Namun kini pada Minggu (14/6/2020), terdapat 47 warga Sragen yang dinyatakan positif corona.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Data tersebut bisa terlihat di laman corona.sragenkab.go.id yang diperbarui pada Minggu pukul 16.00 WIB. Perincian 47 kasus positif Covid-19 Sragen itu adalah 17 masih dirawat, 29 sembuh, serta satu pasien meninggal dunia.

Pos Amal Urip Bareng, Cara Warga Klaten Bangun Ketahanan Pangan Lokal

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih diawasi mencapai 82. Perinciannya adalah lima pasien dirawat, 58 dinyatakan selesai dipantau, dan 19 orang meninggal dunia. Untuk orang dalam pemantauan (ODP) yang dipantau berjumlah empat orang. Sebelumnya ada 256 ODP yang dinyatakan selesai dipantau.

Salah satu warga Sragen yang terjangkit Covid-19 setelah diterapkannya new normal adalah warga Masaran. Dia bekerja sebagai sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Pasien ini diketahui terjangkit Covid-19 setelah menjalani tes swab secara mandiri.

“Orang itu sudah berada di rumah selama sebulan. Sebelumnya, dia bolak-balik Solo-Jakarta. Karena harus balik ke Jakarta, dia harus mendapatkan surat keterangan sehat. Saat ikut rapid test, ternyata dia reaktif. Setelah tes swab, baru diketahui dia positif. Seandainya tidak lakukan tes mandiri, bisa saja OTG itu tidak akan pernah terdeteksi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Minggu.

Patuh Protokol Kesehatan

Tatag meminta masyarakat untuk tak salah mengartikan new normal. Menurutnya, protokol kesehatan tetap harus diterapkan saat kenormalan baru ini.

“New normal adalah pola kehidupan baru. Artinya, kita tidak sebebas seperti dulu lagi. Kita harus bisa ikuti protokol kesehatan mulai sering-sering cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, selalu kenakan masker, jaga jarak hingga menghindari kerumunan warga,” katanya.

Wow! Rambut Palsu Buatan Purbalingga dan Sidoarjo Diekspor ke 40 Negara

Tatag tidak memungkiri kesalahan dalam memahami kenormalan baru bisa membuat orang menjadi lengah. “Pasti akan lengah. Sekarang kalau orang sudah merasa sehat, lalu nongkrong bareng teman," jelas Tatag.

"Kita tidak tahu, salah satu di antara mereka merupakan OTG [orang tanpa gejala]. Secara kasat mata dan gejala klinis, dia sehat. Mungkin kekebalan tubuhnya baik, tapi siapa sangka dia adalah OTG. Oleh sebab itu, kita harus tetap waspada. Di mana pun usahakan tetap jaga protokol kesehatan,” imbuh Tatag.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya