SOLOPOS.COM - Anggota keluarga korban bom berdoa saat peringatan tragedi bom Bali di pelataran Monumen Bom Bali, Kuta, Bali. Tragedi yang menewaskan 202 orang itu diperingati dengan doa dan gema perdamaian. (Foto: Dokumentasi)

Anggota keluarga korban bom berdoa saat peringatan tragedi bom Bali di pelataran Monumen Bom Bali, Kuta, Bali. Tragedi yang menewaskan 202 orang itu diperingati dengan doa dan gema perdamaian. (Foto: Dokumentasi)

SOLO—Bersamaan dengan 10 tahun tragedi Bom Bali, Jumat (12/10/2012) siang ini, puluhan alumni Afganistan, Moro, Ambon dan Poso, akan mengadakan refleksi perjuangan.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Dihubungi Solopos.com, Jumat pagi, Sekretaris kegiatan, Joko Tri Harmanto alias Jack Harun, membenarkan kegiatan tersebut. “Ya nanti lebih ke acara silaturahmi dengan mantan pejuang Afganistan, Moro, Ambon dan Poso. Kalau dibilang reuni itu berlebihan, cuma silaturahmi biasa,” jelas Joko.

Ekspedisi Mudik 2024

Kegiatan silaturahmi tersebut akan dilangsungkan di serambi Masjid Al Wustho Mangkunegaran, Solo, sekitar pukul 13.00 WIB. Diperkirakan sekitar 20 hingga 50 alumni Afgan, Moro, Ambon dan Poso akan menghadiri kegiatan itu. “Kalau nanti diawasi polisi ya sekalian kita kenalan,” ujarnya sambil tertawa menjawab pertanyaan Solopos.com terkait dengan pengawasan kegiatan itu oleh aparat kepolisian.

Joko mengatakan kegiatan tersebut lebih tepat disebut sebagai refleksi gerakan. Hanya saja, kata dia, waktunya bertepatan dengan peringatan bom Bali. Momentum peringatan bom Bali yang jatuh pada hari ini, kata dia, sekaligus dijadikan refleksi bersama untuk memperbaiki perjuangan bersama. “Ya, acara itu nanti pertemuan biasa. Kita sekadar saling mengoreksi, mengevaluasi bersama arah gerakan kita. Jadi lebih kepada evaluasi gerakan saja,” kata dia.

Sebagaimana diketahui peristiwa bom Bali terjadi pada 12 Oktober 2002. Pada malam itu terjadi ledakan di  Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali dan ledakan terakhir di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat.

Dalam peristiwa itu sekitar 202 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera. Sebagian besar korban tewas merupakan wisatawan asing. Para pelaku yakni Mukhlas, Imam Samudra, Amrozi telah dieksekusi mati di Nusakambangan pada 9 November 2008 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya