SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Sepuluh siswa SMKN 6 Solo mengajukan keringanan sebagai siswa miskin (gakin) ke <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180505/489/914474/pendidikan-solo-karangasem-usulkan-lahan-bekas-makam-jadi-lokasi-smpn-3" title="Pendidikan Solo: Karangasem Usulkan Lahan Bekas Makam Jadi Lokasi SMPN 3">sekolah</a> setempat. Alasan mereka karena orang tua jatuh sakit atau meninggal dunia.</p><p>&ldquo;Kami selalu menyampaikan kepada siswa setiap apel pagi kalau terjadi sesuatu pada keluarga segera komunikasikan ke sekolah,&rdquo; ujar Kepala Sekolah SMKN 6 Solo, Ties Setyaningsih, saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Selasa (25/9/2018).</p><p>Ties mengungkapkan ada siswa di SMKN 6 Solo pada saat mendaftar sebagai siswa reguler. Namun, di tengah perjalanan keluarga siswa itu tiba-tiba jatuh miskin atau ayahnya meninggal dunia.</p><p>Siswa tersebut kemudian mengajukan keringanan pada <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180409/489/909083/pendidikan-solo-sistem-zonasi-dinilai-bertentangan-dengan-nilai-nilai-azasi" title="Pendidikan Solo: Sistem Zonasi Dinilai Bertentangan dengan Nilai-Nilai Azasi">sekolah</a> dengan status sebagai siswa miskin agar tidak ditarik biaya SPP. &ldquo;Kami mendata ada sepuluh siswa reguler yang mengajukan diri sebagai gakin. Data tersebut tercatat sampai 20 September,&rdquo; kata dia.</p><p>SMKN 6 Solo, lanjut dia, akan mengecek kebenaran kondisi sepuluh siswa itu dengan melakukan home visit. Sekolah membentuk tim yang terdiri atas wali kelas dan guru untuk melakukan <em>home visit</em>.</p><p>Setelah dipastikan benar-benar miskin akan dicatat sebagai siswa gakin dan siswa tidak ditarik biaya SPP. &ldquo;Alasan siswa mengajukan sebagai siswa gakin karena ayahnya sakit stroke sehingga tidak bisa bekerja. Sementara ibunya tidak bekerja. Kami sebagai kepala sekolah sudah selayaknya membantu siswa yang kurang mampu,&rdquo; kata dia.</p><p>Ia menjelaskan siswa yang baru tercatat sebagai siswa gakin di sekolah dan belum mendapatkan bantuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng diusulkan ke Pemkot Solo agar mendapatkan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS).</p><p>&ldquo;Besaran SPP di SMKN 6 Solo untuk reguler Rp200.000 per siswa. Kalau ada siswa membayar SPP senilai Rp100.000 tidak masalah asalkan ada penjelasan siswa yang mengajukan keringanan disertai alasan kuat,&rdquo; kata dia.</p><p>Ditanya jumlah siswa gakin di SMKN 6 Solo, Ties menjelaskan saat ini 697 siswa dari 1.300 siswa tercatat sebagai siswa gakin. Jumlah siswa gakin bisa bertambah kalau usulan sepuluh siswa gakin baru ini disetujui.</p><p>Kepala Sekolah SMKN 7 Solo, Wening Sukmanawati, mengungkapkan di sekolahnya juga ada siswa yang mengajukan keringanan pembayaran SPP karena kondisi keluarganya sedang bermasalah. Siswa tersebut mengajukan diri sebagai <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180725/489/929947/puluhan-sdn-solo-belum-5-hari-sekolah" title="Puluhan SDN Solo Belum 5 Hari Sekolah">siswa</a> gakin meskipun saat mendaftar sekolah tercatat sebagai siswa reguler.</p><p>&ldquo;Kami belum bisa memberikan data berapa jumlah siswa yang mengajukan perubahan jadi siswa gakin. Siswa yang mengajukan sebagai siswa gakin tersebar di kelas X, XI, dan XII,&rdquo; kata dia.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya