Jakarta–Sebanyak 10 negara akan mengirimkan utusannya untuk membicarakan masalah pengajaran bahasa yang disebut “English Bilingual Education (EBE) yang digelar oleh British Council di Jakarta, Selasa (9/6) .
Media Relations Officer British Council Jakarta, Gusni Puspitasari dalam siaran persnya , di Jakarta, Jumat menyebutkan dari uji coba EBE terhadap 450 sekolah sejak tahun 2005, kini tersaring 112 yang kemudian ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (R-SBI).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“EBE sudah berkembang luas, namun masih perlu dikembangkan lagi,” katanya.
Menurut Gusni, pihaknya telah memfasilitasi diskusi mengenai EBE serta menindaklanjutinya dengan rencana pengembangan program kedepannya, yang salah satu di antaranya adalah menggelar simposium EBE.
“Simposium English Bilingual Education itu sendiri akan dihadiri oleh 50 peserta dari 10 negara,” ujarnya.
Para peserta tersebut terdiri atas para tokoh penting yang berpengaruh untuk pengambilan keputusan di jenjang departemen pendidikan di negara masing-masing, termasuk Indonesia.
Proses belajar dengan pengantar Bahasa Inggris memang sudah berlangsung di beberapa sekolah di Indonesia sejak 2005. Bahkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) mencanangkan sekolah bertaraf internasional .
Dari sekitar 450 sekolah yang menerapkan sistem ini, kini tersaring 112 yang kemudian ditetapkan sebagai R-SBI. Di sekolah yang berlabel R-SBI, Bahasa Inggris tak lagi diajarkan sebagai bahasa asing.
Namun, juga dipakai untuk pengantar pelajaran matematika dan sains atau lazim disebut “English-medium Teaching of Mathematics and Science through English” (EMMS).
Tujuan yang ingin dicapai adalah jelas, karena di dunia yang semakin menekankan pentingnya kecakapan berbahasa Inggris, sehingga Indonesia tak mau ketinggalan.
Indonesia tak sendirian dalam menetapkan pendidikan dwibahasa atau bilingual ini. Negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam juga melakukan langkah serupa.
Ant/tya