SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati membuka peluang investasi untuk 10 kawasan pengembangan Kabupaten Sragen bagi para investor dari mana pun.

Bupati memberi iming-iming perizinan gratis dan mudah, pelayanan profesional, nilai upah minimum kabupaten (UMK) kompetitif, dan fasilitas listrik memadai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Promosi Bupati tersebut disampaikan secara terbuka dalam Forum Multistakeholder yang diinisiasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Surakarta di Pendapa Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen, Rabu (16/10/2019).

Bupati menyebut 10 kawasan yang dibuka untuk investasi itu masuk dalam perencanaan pengembangan Kabupaten Sragen yang meliputi sistem penyediaan air minum (SPAM) WKO, Gunung Kemukus, Gemolong, lapangan golf Kalijambe, Sangiran, kawasan Singensumonar, kawasan industri Masaran dan Sambungmacan hingga kawasan Betisrejo sebagai desa wisata pertanian organik.

Yuni, sapaan akrab Bupati, berharap bisa bertemu para 58 pimpinan perusahaan yang diundang PLN tetapi kenyataannya hanya sembilan pimpinan perusahaan yang hadir dalam forum tersebut. Yuni menyatakan Sragen siap berkembang dan jadi daerah investasi dengan keunggulan khusus.

“Invetor datang itu pasti yang ditanyakan pertama soal perizinan. Apakah izinnya berbelit, birokrasi ruwet, dan berbayar. Kami menjawab pertanyaan itu dengan mengeluarkan aplikasi one single submission (OSS). Dengan aplikasi itu perizinan bisa diurus cukup dari rumah dan saat verifikasi baru kami bantu. Kami berkomitmen siap jadi percontohan yang bebas pungutan liar [pungli],” ujar Yuni.

Yuni mempertahankan komitmen dan konsistensi dalam perizinan tersebut. Dia berjanji untuk bersikap profesional dalam penyelenggaraan perizinan.

Yuni ingat ada sepasang suami istri yang mencoba mengetes integritas petugas di Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen.

“Investor itu bilang kalau tidak punya waktu dan pasrah terima jadi dengan biaya berapa pun dibayar. Alhamdulillah, petugas DPMPTSP itu memiliki integritas dan menyampaikan dalam proses perizinan tidak dipungut biaya sedikit pun. Investor itu sempat ngotot dan seperti merayu tetapi akhirnya tetap si petugas tidak mau. Belakangan diketahui calon investor itu ternyata petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyamar,” ungkapnya.

Selain persoalan perizinan, lanjut Yuni, investor sering menanyakan UMK dan UMK Sragen sangat kompetitif. Yuni pun sempat menerima informasi sejumlah perusahaan dari Jawa Timur yang mau pindah lokasi usaha di Sragen karena UMK-nya lebih rendah.

Pertanyaan berikutnya, kata dia, pasokan listrik yang cukup. “Forum ini bisa memberi penjelasan kepada publik tentang pasokan listrik yang cukup untuk pengembangan zona industri, khsusunya di Sambungmacan dan Masaran,” ujarnya.

Yuni mengaku sering kali dikecewakan investor yang datang ke Sragen. Ada investor yang mau mendirikan rumah sakit di Sumberlawang. Yuni mengungkapkan ketiga diberi izin ternyata investor itu mundur teratur.

“Kemudian investor pembangunan lapangan golf di Kalijambe sampai sekarang juga macet. Belakangan ada investor yang datang menemui saya untuk mita izin mendirikan pabrik petasan. Jadi saya ini seperti dimanfaatkan. Untuk yang terakhir ini jelas saya tolak. Jadi kami berharap investor yang benar-benar serius,” harapnya.

Manajer UP3 PLN Surakarta Mundhakir siap mendukung rencana pengembangan Kabupaten Sragen tersebut. Mundhakir menjamin pasokan listrik untuk pengembangan industri di Sragen masih cukup. Dia justru berharap ketersediaan listrik di Sragen menjadi daya tarik bagi investor untuk masuk ke Sragen.

“Sambungmacan jadi zona industri, kami siap. Nanti pasokan listrik dari GI Sragen bisa ditarik jaringan ke Sambungmacan. Jaraknya sekitar 16 km dari GI Sragen ke Sambungmacan. Kalau tidak memungkinkan kami siap buat GI baru di Sambungmacan. Kalau sekitar Gemolong ke utara, kita sudah siap lewat GI Gondangrejo bebannya masih memungkinkan. Kemudian di Masaran siap dengan GI Masaran. Kapasitas GI Gondangrejo 120 MVA, Masaran ada 180 MVA, dan di Sragen 180 MVA. Penggunaan baru 30%-40%. Yang kami butuhkan informasi secepatnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya