SOLOPOS.COM - Pengunjung mengamati koleksi logam di Ruang Ketiga Museum Radya Pustaka Solo. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Museum Radya Pustaka diwacanakan akan dikelola UPTD.

Solopos.com, SOLO — Nasib 10 karyawan Museum Radya Pustaka terancam menganggur. Hal ini menyusul rencana Pemkot membentuk Unit pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum untuk mengelola museum tertua di Indonesia.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Eny Tyasni Suzana ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu, (21/9/2016), mengatakan pengelolaan museum oleh UPTD diharuskan menggunakan tenaga dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dimiliki Pemkot. Sedangkan pegawai Museum Radya Pustaka yang saat ini ada berstatus tenaga lepas. Eny belum bisa memastikan nasib karyawan tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pengelolaan UPTD Museum nanti akan ditangani PNS Pemkot. Aturannya seperti itu,” kata Eny.
Hanya saja, Eny mengatakan tetap membutuhkan pendampingan dari tenaga ahli dalam pengelolaan museum. Tenaga ahli ini dicontohkan Eny, seperti tenaga profesional mengenai keris untuk musem keris atau benda cagar budaya (BCB). Mengingat penanganan BCB tidak bisa diserahkan kepada sembarang orang, melainkan harus tenaga ahli di bidang tersebut.

“Sekarang ada 10 karyawan yang di sana [Museum Radya Pustaka]. Kami belum tahu nanti mereka bagaimana. Yang jelas kalau sudah UPTD, tentu akan ditangani PNS,” katanya.

Ke depan, Eny mengatakan UPTD Museum yang dibentuk Pemkot akan membawahi Museum Radya Pustaka dan Museum Keris. Setidaknya dibutuhkan minimal 10 PNS untuk mengelola masing-masing museum. Saat ini, Eny mengakui jika Disbudpar hanya memiliki satu PNS yang ahli tentang BCB. PNS tersebut selama ini telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) tentang permuseuman.

Selain itu, Eny mengatakan tetap akan menggandeng Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dalam pengelolaan BCB yang dititipkan ke Museum Radya Pustaka. Eny segera berkomunikasi dengan BPCB mengenai hal itu. “Kita selama ini sudah menempatkan pegawai BPBC di Museum Radya Pustaka. Nanti juga sama mereka tetap ada,” katanya.

Eny mengatakan lembaga baru pengelola Museum Radya Pustaka dan Keris akan bekerja pada awal 2017. Hal ini bersamaan dengan perombakan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di tubuh Pemkot. Termasuk dari sisi anggaran, Pemkot mulai menyiapkan di APBD 2017. Sebab, tidak mungkin membentuk badan organisasi tanpa adanya anggaran operasional. “Kalau membentuknya sehari dua hari bisa selesai, tapi saat kita bentuk UPTD harus ada cantolan untuk anggaran,” katanya.

Terpisah, Ketua Komite Museum Radya Pustaka Purnomo Subagyo berharap jika karyawan yang saat ini menangani koleksi Museum Radya Pustaka tetap digunakan. “Mereka itu kan setiap hari menangani koleksi museum. Mereka juga tahu seluk beluk benda koleksi museum secara detail,” kata dia.

Purnomo menyebutkan setidaknya ada 10 karyawan yang selama ini bekerja di Museum Radya Pustaka. Karyawan tersebut berstatus tenaga kontrak. “Saya rasa Pemkot bisa tetap menggunakan karyawan itu,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya