SOLOPOS.COM - Politikus Sragen Saiful Hidayat (tengah) mempertemukan Dedy Endriyatno (kanan) dan Sukiman (kiri) di sebuah rumah makan di Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (25/2/2020) dini hari. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Kisah kegagalan Sukiman melaju sebagai calon bupati atau cabup dalam Pilkada Sragen 2020 menjadi berita terpopuler di Solopos.com selama 24 jam terakhir hingga Selasa (15/9/2020) pagi.

Berita terpopuler berjudul Kisah Blak-Blakan Sukiman Kejar Rekomendasi PKS Jadi Cabup Sragen: 10 Hari di Jakarta Berakhir Gagal mengabarkan Sukiman blak-blakan terkait kegagalannya mendapatkan rekomendasi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin (14/9/2020), Sukiman yang merupakan akademisi sekaligus pengusaha asal Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, itu menyampaikan permintaan maaf kepada warga Sragen yang berharap adanya alternatif cabup yang bisa dipilih dalam Pilkada Sragen 2020.

Solopos Hari Ini: Saatnya Jateng Injak Rem

Ekspedisi Mudik 2024

Sukiman mengakui perjalanan untuk menjadi cabup sangat tidak mudah karena harus melalui jalan yang terjal.

"Apa boleh dikata, perjalanan tidak mudah dan amat terjal. Ternyata Allah belum menghendaki saya maju sebagai cabup," ujar Sukiman.

Sukiman berterima kasih kepada Partai Gerindra yang telah memberikan rekomendasi kepadanya untuk maju sebagai cabup dalam Pilkada Sragen.

Kasus Covid-19 di 9 Daerah Jateng Melonjak

Namun, ia menyayangkan rekomendasi itu datangnya cukup terlambat sehingga itu membuat PKS sedikit ragu dalam memberikan rekomendasi.

"Surat rekomendasi sudah diterbitkan DPP Gerindra pada 25 Agustus. Ternyata itu tidak segera di-follow up oleh DPD. Setelah terjadi perdebatan sengit, rekomendasi baru diberikan last minute yakni satu hari jelang pendaftaran pada 3 September pukul 17.00 WIB," jelas Sukiman.

Merasa Dilempar ke Sana ke Mari

Setelah memastikan mendapat rekomendasi dari Partai Gerindra, Sukiman bersama timnya langsung bergegas merapatkan diri ke PKS. Selama 10 hari, Sukiman berikhtiar menjemput rekomendasi dari DPP PKS yang berkantor di Jakarta. Akan tetapi, ia justru merasa dipingpong atau dilempar ke sana ke mari.

"Ada kesan saya dipingpong, dari DPW saya diminta ke DPP, dari DPP dikembalikan ke DPD. Jadi ada gap komunikasi dan keputusan. Kami sudah meminta bantuan teman kami di PKS, termasuk mantan Gubernur Jabar Pak Aher [Ahmad Heryawan]. Tapi, ada proses-proses yang tidak mungkin kami ikuti," papar Sukiman.

Hari Ini Dalam Sejarah: 15 September 1945, Sekutu Lucuti Jepang di Jakarta

Selain informasi tentang kisah Sukiman mengejar rekomendasi PKS, berita lain soal larangan berteriak di lereng Merapi, tambahan kasus Covid-19 di Klaten, kabar viral, serta penusukan terhadap penceraman Syekh Ali Jaber juga masuk daftar terpopuler di Solopos.com pagi ini.

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com 24 jam terahir hingga Selasa pagi:

Kisah Blak-Blakan Sukiman Kejar Rekomendasi PKS Jadi Cabup Sragen: 10 Hari di Jakarta Berakhir Gagal

Di Lereng Merapi Daerah Klaten Ini Dilarang Teriak-Teriak Kalau Enggak Pengin Kesurupan

Naik Lagi, Kasus Positif Covid-19 di Klaten Tambah 10 Sehari

Viral Cewek Indonesia Gelar Pesta Seks Membuahi Massal Bareng Bule Demi Punya Anak Blasteran

Viral Jalur Gowes Gadis Desa Mengenakan Kemben, Begini Tanggapan Pemkab Malang

Sukiman: Saya Menyerah Nyalon Bupati di Sragen Kali Ini, Tunggu 2024!

Hubungan Intim Dipergoki Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

Pria Penusuk Syekh Ali Jaber Ngaku Dihantui, Halusinasi?

Penusuk Syekh Ali Jaber Jadi Tersangka dan Diancam 5 Tahun Penjara



Motif Didalami, Begini Pengakuan Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya