SOLOPOS.COM - Ilustrasi harta karun. (Istimewa/myhappening.com)

Solopos.com, SOLO — Kabar tentang harta karun milik Wong Kalang atau orang dari Suku Kalang menjadi sasaran perburuan sejumlah orang di Kabupaten Blora, Jawa Tengah menjadi berita terpopuler di Solopos.com, Selasa (9/11/2021).

Lantas, siapakah mereka hingga memiliki harta kekayaan yang begitu berharga? Sejumlah literatur menyebutkan Wong Kalang adalah kelompok suku yang bermukim di Pulau Jawa, khususnya perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti, Kabupaten Blora dan Rembang di Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka termasuk dalam sub Suku Jawa yang dengan sengaja hidup mengasingkan diri dalam hutan. Dikutip dari Scribd.com, Senin (8/11/2021), Wong Kalang sudah ada sebelum pengaruh Hindu masuk ke Jawa. Pendapat ini berdasarkan prasasti Kuburan Candi di Tegalsari, Magelang tahun 753 Saka atau 831 Masehi.

Baca Juga : Gadis Korban Penculikan Selamat Berkat Isyarat TikTok

Dulu, Wong Kalang dengan masyarakat Suku Jawa hidup berdampingan meski memiliki perbedaan budaya signifikan. Perbedaan paling mencolok terlihat pada ritual yang menjadi aspek kehidupan penting bagi kedua suku tersebut.

Jika masyarakat Jawa tinggal di pedesaan, lain halnya Wong Kalang memilih mengasingkan diri di hutan yang belum terjamah manusia. Dalam artikel jurnal karya Muslichin yang bertajuk Orang Kalang dan Budayanya: Tinjauan Historis Masyarakat Kalang di Kabupaten Kendal. Wong Kalang dikenal sebagai penebang kayu dan juru angkut di proyek pembangunan. Hal tersebut dikemukakan berdasarkan pendapat Bryne (1951).

Dalam kamus Javaansch derduitsch Woordenbook (Gericke Roorda, 1847), Wong Kalang dianggap sebagai kelompok manusia yang hidup dan mati di Surakarta. Orang Jawa menganggap mereka sebagai anak hasil perkawinan wanita dengan seekor anjing. Oleh sebab itu, Kalang dimaknai sebagai sesuatu yang ditempatkan di luar atau sesuatu yang dipisahkan dari lainnya.

Baca Juga : Gila! 4 Kades di Jember Kecanduan Narkoba

Penelitian yang diterbitkan jurnal Paramita pada 2011 itu menunjukkan makna Kalang sejalan dengan kehidupan Wong Kalang yang terpisah dari masyarakat Jawa. Konon kala itu mereka tidak boleh berada di lingkungan sekitar masyarakat Jawa.

Mereka hidup berpindah-pindah dengan mengembara, seperti manusia purba. Orang Kalang mengandalkan sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Tinggal di Solo

Secara fisik, Wong Kalang tidak berbeda dengan orang Jawa pada umumnya. Namun, seorang peneliti Belanda, AB Meyer, dalam bukunya Die Kalang Auf Java mengatakan Wong Kalang termasuk golongan suku bangsa berambut keriting dan berkulit hitam. Mereka masuk kategori ras yang sama dengan suku Negrito di Filipina dan suku Semang di Malaysia.

Kehidupannya serba pasrah, berserah diri, dan bijak membuat mereka disebut sebagai Kalang Sejati. Pada awalnya mereka ada di Solo dan Bagelen serta karesidenan lainnya. Mereka ada di suatu tempat yang disebut Kalangan. Pekerjaannya di Surakarta membuat cambuk dan di tempat lain menjadi pandai besi.

Baca Juga : Siap-Siap, Wajib PCR akan Diberlakukan Lagi untuk Penerbangan

Salah satu budaya Wong Kalang paling disorot adalah penguburan jenazah yang dinilai paling modern di zaman megalitikum. Seperti diberitakan Solopos.com, budaya Wong Kalang menguburkan jenazah mengenal konsep “nutupi bahahan sanga” berarti menutup sembilan lubang tubuh dengan benda-benda logam sesuai strata.

Jika yang meninggal dari strata tinggi, jenazah akan dibekali emas murni serta perhiasan dari emas. Orang dari strata tengah dibekali benda-benda logam perunggu dan jika dari strata bawah biasanya dibekali alat-alat pertanian. Benda-benda itulah yang kemudian diburu sebagai harta karun oleh masyarakat Blora dan sekitarnya.

Seiring waktu berjalan, kehidupan orang Suku Kalang bercampur dengan masyarakat Jawa. Saat ini, kemungkinan keluarga keturunan Wong Kalang dapat ditemukan di pinggiran pegunungan selatan Jateng seperti Kebumen, Purworejo, Cilacap, Solo, Blora, dan Kendal. Selain itu, mereka juga kemungkinan tersebar hingga ke Jawa Timur, khususnya wilayah Bojonegoro dan Tuban.

Baca Juga : Sejarah Hari Ini : 9 November 1989, Tembok Berlin di Jerman Dibuka

Selain kabar asale Wong Kalang, kabar lain tentang Wong Kalang pemilik harta karun Blora, air bah menggulung 6 pemancing Sukoharjo, kisah penemuan harta karun di Banyumas, tengkleng goreng porsi jumbo Mbak Puji di Nguter Sukoharjo, jejak A. H. Nasution di Klaten, Jateng gudang harta karun, artis dan pesohor kelahiran Klaten, UMK 2022 versi buruh, hingga harta karun Wong Kalang di Semarang menjadi berita terpopuler di Solopos.com.

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com selama 24 jam terakhir hingga Selasa (9/11/2021):

Asale Wong Kalang Pemilik Harta Karun di Blora: Pernah Tinggal di Solo

Mengenal Wong Kalang Pemilik Harta Karun di Blora

Detik-Detik Air Bah Gulung 6 Pemancing Sukoharjo, 5 Selamat 1 Hilang

Kisah Penemuan Harta Karun Logam Mulia di Banyumas

Mantap! Tengkleng Goreng Porsi Jumbo Mbak Puji di Nguter Sukoharjo

Jejak A.H. Nasution di Klaten, dari Desa Taskombang sampai Kepurun



Jateng Gudangnya Harta Karun, Ini Buktinya

Selain Dono Warkop, Ini Artis dan Pesohor Tanah Air Kelahiran Klaten

Buruh Jateng Minta UMK 2022 Naik Rp449.600, Ini Detailnya

Tak Hanya di Blora, Harta Karun Wong Kalang Juga Ditemukan di Semarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya