SOLOPOS.COM - Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menunjukkan barang bukti kasus dugaan tindak pencabulan terhadap remaja di bawah umur, Rabu (24/11/2021). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ulasan tentang ramalan Jayabaya yang juga dikenal sebagai Ratu Adil menjadi berita terpopuler di Solopos.com, Kamis (25/11/2021).

Sri Mapanji Jayabaya atau dikenal Prabu Jayabaya adalah seorang raja di masa kerajaan Hindu-Budha masih berkuasa di Nusantara. Dia memimpin Kerajaan Kediri pada 1135-1179. Dikenal juga dengan sebutan Warmeswara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jayabaya dianggap berjasa atas penyatuan Kerajaan Kediri yang sebelumnya pecah di masa kepemimpinan Raja Airlangga. Dikutip dari Wikipedia, Rabu (24/11/2021), Jayabaya juga dikenal dengan penegakan keadilan hingga membawa masa kejayaan Kerajaan Kediri.

Baca Juga : Bahan Baku Menipis, Perajin Gerabah Melikan Inginkan Lahan Perhutani

Ekspedisi Mudik 2024

Bahkan, dia juga dianggap sebagai perwujudan Dewa Hindu Wisnu. Jayabaya juga dikenal dengan sebutan Sang Ratu Adil. Raja yang lahir kembali di masa kegelapan dan penderitaan yang dikenal dengan sebutan “Jaman Edan.”

Selain itu, yang paling dikenal dari Jayabaya adalah ramalan. Tidak sedikit ramalan terjadi sesuai prediksinya. Ramalan Jayabaya yang paling dikenal adalah kedatangan para penjajah kulit putih dan kulit jagung. Ramalan ini ditulis pada masa Kerajaan Kediri periode 1051-1062.

Penjajah Belanda dan Jepang

Ramalan tersebut berbunyi bahwa Pulau Jawa kelak akan diperintah bangsa kulit putih dan kemudian dari arah utara akan datang bangsa Katai yang berkulit kuning seperti jagung dan bermata sipit. Namun pemerintahan bangsa kulit kuning itu tidak lama, hanya seumur jagung seperti jenis warna kulitnya.

Baca Juga : SMKN 1 Rota Bayat Jadi Jujugan Pelatihan Batik Pewarna Alami dari Tanah

Ramalan Jayabaya yang satu ini benar terjadi di mana Indonesia kedatangan bangsa kulit putih, yaitu bangsa Belanda yang saat itu mendarat di Banten pada 1596 dibawah kepemimpinan Cornelis de Houtmen. Pada era 1811-1816, Pulau Jawa berada di bawah kepemimpinan Pemerintahan Inggris dan kemudian dikembalikan lagi kepada Belanda pada 19 Agustus 1816.

Masa Pemerintah Belanda ini berlangsung hingga 350 tahun dan berakhir pada 1942. Pada 1942, Indonesia di bawah pemerintahan Jepang yang berlangsung 3,5 tahun berakhir pada 17 Agustus 1945.

Masa pemerintahan Jepang ini berakhir saat pasukan Sekutu memborbadir dua kota di Jepang, yaitu Nagasaki dan Hiroshima pada 9 Agustus 1945 yang akhirnya membuat Jepang menyerah kepada Sekutu dan melepaskan tanah jajahannya, salah satunya Indonesia.

Baca Juga : Ada Pemadaman & Pemeliharaan Listrik di Wonogiri Hari Ini (25/11/2021)

Kendaraan Bermotor

Ramalan Jayabaya berikutnya adalah keberadaan kendaraan sebagai alat transportasi manusia. Dilansir dari Okezone.com, Jayabaya meramalkan akan ada kereta berjalan tanpa kuda (kereta api, sepeda motor, dan mobil). Kemudian, Pulau Jawa akan berkalung besi (rel kereta api) serta perahu terbang di angksa (maskapai penerbangan dan pesawat luar angkasa).

Ramalan ini juga tidak bisa ditepis lagi keberadaannya karena saat ini mobilitas manusia sudah sangat dipermudah dengan keberadaan alat transportasi canggih. Kemudian ada juga ramalan tentang perilaku manusia yang menyimpang, seperti seks bebas kian merajalela dan menyebabkan kehamilan di luar pernikahan.

Dia juga berujar bahwa agama banyak ditentang, rasa kemanusiaan hilang, hingga muncul dunia tanpa batas yang terlihat dengan adanya teknologi komunikasi modern saat ini.

Baca Juga : Inspiratif, Desa Jarum Klaten Bikin Batik Pewarna Alam dari Tanah Liat

Ramalan Pulau Jawa Terbelah

Namun ada satu ramalan Jayabaya yang belum terbukti, yaitu membelahnya Pulau Jawa akibat Gunung Slamet di Jawa Tengah meletus. Berdasarkan catatan sejarah vulkanologi Gunung Slamet, dilansir dari vsi.esdm.go.id, awal meletus Gunung Slamet pada 11-12 Agustus 1772. Letusan ini menghasilkan aliran lava hingga hujan abu vulkanik.

Letusan besar Gunung Slamet yang juga menghasilkan aliran lava dan hujan abu terjadi kembali pada 1930, 1932, 1953, 1955, 1958, 1973, dan 1988. Selain itu, aktivitas vulkanologi gunung ini hanya berupa peningkatan aktivitas yang diikuti dengan semburan abu, dentuman suara, hingga kegempaan.

Dari serangkaian letusan Gunung Slamet, tidak ada indikasi tercatat secara saintifik bahwa Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua. Menurut analisa pakar vulkanologi, karakter letusan Gunung Slamet bersifat ringan yang hanya menghasilkan luncuran abu serta batu pijar.

Baca Juga : Terduga Pelaku Pembunuhan Istri di Gresik Tewas di Rel KA

Namun, erupsi Gunung Slamet berlangsung lama yang akhirnya membuat kawah gunung membesar. Bisa jadi, makna terbelah menjadi dua ini diartikan sebagai Gunung Slamet yang ukurannya semakin besar dan menjadi pembatas dua bagian di pulau Jawa atau bisa bermakna lain lagi.

Meskipun demikian, prediksi letusan parah di Gunung Slamet juga tidak ditepis oleh pakar vulkanologi. Ahli vulkanologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Agung Harijoko, mengatakan Gunung Slamet juga berpotensi mengalami letusan cukup besar di masa yang akan datang.

Agung juga menjelaskan bahwa dari peta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencama Geologi (PVMBG), Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 akan masuk ke arah Guci. Namun masih belum dapat diperkirakan kapan dan seberapa dahsyat letusan tersebut hingga kemungkinan dampak yang terjadi.

Baca Juga : Tragedi Penyiraman Air Keras, Korban Tiga Kali Tolak Dinikahi Pelaku



Selain ulasan ramalan Jayabaya, ulasan lain tentang peninggalan Majapahit di lereng Gunung Slamet, viral video sopir truk ribut dengan rombongan moge di Batang, bos cabuli karyawan di Solo, kuliner khas Solo yang antimainstream, cita-cita belantik cantik di Wonogiri, ganti rugi untuk 4 desa di Klaten yang tidak dilewati jalan tol, perampokan gudang rokok di Solo, dan viral 2 bocah kabur setelah dimarahi nenek menjadi berita terpopuler di Solopos.com.

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com selama 24 jam terakhir hingga Kamis (25/11/2021):

2 Ramalan Ramalan Jayabaya Ini Sudah Terbukti Benar

Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Slamet

Viral, Video Sopir Truk Ribut dengan Rombongan Moge di Batang

Bos yang Cabuli Karyawati di Solo Diancam 15 Tahun Penjara

Bosen Makan Itu-itu Aja? Ini Ada Kuliner Khas Solo yang Antimainstream

Jadi Belantik, Ternyata Ini Cita-Cita Mahasiswi Cantik Wonogiri

Sebelum Dicabuli Bos, Gadis di Bawah Umur di Solo Juga Dicekoki Miras

Tak Dilewati Tol Solo-Jogja tapi 4 Desa di Klaten Terima UGR, Kok Bisa?

Perampok yang Bunuh Satpam Gudang Rokok di Solo Ternyata Banyak Utang

Viral! Dimarahi Nenek, 2 Bocah Kabur dari Rumah Jalan Belasan Kilometer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya