SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di depan musala tanpa nama yang berdiri dan menjadi batas wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur di Dukuh Dadok RT 010/RW 002, Desa Glonggong, Gondang, Sragen, Rabu (5/8/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO -- Kisah tentang 13 rumah warga di sebuah dukuh di Sragen, Jawa Tengah, kini “berpindah” masuk wilayah Jawa Timur memuncaki berita  terpopuler di Solopos.com, selama 24 jam terakhir hingga Sabtu (8/8/2020) pagi.

Diberitakan, rumah 13 keluarga di Dukuh Dadok yang masuk RT 010/RW 002, Sedah, Desa Glonggong, Kecamatan Gondang, Sragen, tersebut tetap di tempatnya. Namun secara geografis rumah mereka kini masuk wilayah Jawa Timur. Kok bisa?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Usut punya usut, ternyata “kepindahan” mereka disebabkan aliran sungai yang menjadi batas wilayah dua provinsi itu berubah.

Dukuh Dadok, Desa Glonggong, Kecamatan Gondang, di Sragen, memang berbatasan dengan Desa Tambakboyo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Rumah 13 warga Sragen itu saat ini masuk wilayah Desa Tambakboyo.

Solopos Hari Ini: Tak Tunggu Zona Hijau

Batas wilayah Sragen dan Ngawi ditandai dengan Sungai Sawur. Sungai tersebut lebarnya lebih dari 12 meter dan curam dengan dasar berupa padas berongga-rongga yang eksotis. Sungai itu berhulu di kaki Gunung Lawu dan bermuara ke Bengawan Solo.

“Dukuh ini hanya dihuni 13 keluarga. Dulu yang babad alas saudara saya Karto Ngadino sekitar tahun 1970-an. Saat itu memang tidak punya rumah dan nekat menempati wilayah ini. Kemudian mulai bertambah lima keluarga dan sekarang menjadi 13 keluarga. Dulu mau ke kelurahan saja harus menyeberang sungai. Sekarang sudah enak karena ada jembatan besar,” ujar Sinah, 75, warga Dadok, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (5/8/2020).

Aliran Sungai Berubah

Sinah mengisahkan mengapa Dukuh Dadok yang sebenarnya wilayah Sragen, Jawa Tengah, kini berada di Jawa Timur. Awalnya aliran Sungai Sawur melintas persis di belakang rumahnya yang kini menjadi kalen (sungai kecil).

Karena perubahan alam dan banjir, aliran sungai itu berubah dan bergeser ke barat sejauh 100 meter dari aliran lama. “Dampaknya ada wilayah Jawa Tengah yang masuk Jawa Timur [timur sungai] dan sebaliknya ada sebagian lahan Tambakboyo yang berada di wilayah Jawa Tengah [barat sungai],” ujar Sinah.

Selain berita tentang "kepindahan" rumah warga Sragen ke Jawa Timur, ada sejumlah berita lain yang banyak menarik minat pembaca,di antaranya tentang bakul sego cantik di Sukoharjo, proyek tol Solo-Jogja, serta persebaran Covid-19 di Soloraya.

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com 24 jam terakhir:

13 Rumah Satu Dukuh di Sragen “Pindah” ke Wilayah Jawa Timur, Begini Ceritanya

10 Berita Terpopuler: Jadi Ajudan Pribadi Mbah Minto Klaten, Berapa Bayaran Edi Susanto?

Ada Bakul Sego Berkat Cantik di Banaran Sukoharjo, Akankah Viral?

Amit-Amit, Ini yang Akan Terjadi Jika Indonesia Dihantam Resesi

Rajin Olahraga tapi Berat Badan Enggak Turun-turun? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Tanah Terdampak Tol Solo-Jogja di Klaten Didata dan Diukur Oktober

Ini Aturan Patok Tol Solo-Jogja di Lahan Pertanian di Klaten, Tak Boleh Dilanggar

2 Acara Hajatan di Cepogo Boyolali Dibatalkan Setelah Didatangi Tim Gugus Tugas Covid-19

Warga Laweyan Jadi Tersangka Pencurian Mobil Bank BRI Solo, Ternyata Ini Motifnya

Hoaks Dan Ketidakpercayaan Masyarakat Soal Covid-19 Bikin Kerja Nakes di Solo Kian Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya