SOLOPOS.COM - Razia pesilat pelestari tradisi Suroan dalam Opearsi Cipta Kondisi, Selasa (13/10/2015) malam hingga Rabu (14/10/2015) dini hari. (tribratanews.my.id)

1 Sura tak bisa dirayakan oleh ratusan pesilat dari luar Madiun yang hendak merayakan Suroan di wilayah Madiun.

Madiunpos.com, MADIUN — Aparat gabungan Polri dan TNI memulangkan paksa ratusan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang hendak memasuki wilayah kabupaten dan Kota Madiun untuk melestarikan tradisi ziarah ke makam leluhur mereka. Ziarah itu sejatinya adalah tradisi tahunan yang dilakukan terkait Tahun Baru tarikh Jawa yang jatuh pada tanggal 1 Sura sehingga lazim disebut Suroan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hasilnya, sejumlah pengendara motor yang tak lain adalah para pesilat dari PSHT asal luar Madiun, kedapatan membawa berbagai atribut perguruan,” klaim Kapolres Madiun AKBP Tony Surya Putra yang memimpin langsung operasi tersebut di Madiun, Rabu.

Polisi sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara secara terstruktur dan metodis mencoba memutus tradisi para pesilat Madiun itu. Pemulangan paksa ratusan pesilat tersebut dilakukan polisi yang dibantu aparat dari berbagai kesatuan di setiap perbatasan memasuki wilayah kabupaten Madiun, salah satunya yang di Saradan yang merupakan perbatasan Kabupaten Madiun dengan Nganjuk.

Aparat dari berbagai kesatuan itu menghentikan satu per satu pengendara sepeda motor yang melintasi jalur tersebut untuk diperiksa. Bukan hanya memeriksa barang bawaan, aparat tum gabungan yang dilengkapi dengan senjata api juga meminta para pengendara untuk membuka jaket yang mereka pakai.

Sengaja
Menurut Tony, para pengedara motor itu menyembunyikan seragam perguruan silat mereka di balik jaket, jok motor, dan tas. Bukan hanya seragam, para pesilat juga menyembunyikan atribut lain perguruan pencak silat mereka seperti sabuk, selendang putih (kain mori), dan bendera.

Langkah itu diakui aparat sebagai kesengajaan untuk mencegah orang-orang menemui saudara seperguruan mereka. Tony sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara mengaitkan tradisi Suroan itu dengan awal tahun baru tarikh Hijriah, dan bukan tahun baru tarikh Jawa.

“Dengan menyembunyikan berbagai atribut perguruan pencak silat, mereka nekat berusaha masuk ke wilayah kabupaten dan Kota Madiun untuk merayakan tradisi 1 Muharam bersama saudara seperguruannya di Madiun,” kata dia.

Eksklusif Pesilat Madiun
Setelah diberi peringatan dan pengertian, para pesilat tersebut disuruh pulang kembali ke daerah asalnya. Tony menjelaskan upaya penghalauan dan pelarangan para pesilat dari luar untuk masuk ke Madiun tersebut bertujuan agar perayaan 1 Sura berupa tradisi menyekar ke makam leluhur di Kota Madiun berjalan lancar dan hanya dibatasi oleh pesilat asal Madiun.

Apalagi, klaim dia, pengurus PSHT pusat telah meminta pesilatnya untuk merayakan Suroan di kantor ranting masing-masing. Tony berjanji, hal yang sama akan dilakukan polisi pada tanggal 25 Oktober mendatang saat pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo menjalani tradisi Suran Agung yang dipusatkan di Kota Madiun.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya