SOLOPOS.COM - ilustrasi perundungan (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak (DPPKB P3A) Wonogiri tengah menangani satu kasus perundungan anak. Seorang anak laki-laki di Wonogiri mengalami trauma karena diduga menjadi korban perundungan di sekolah.

Hingga sekarang, anak yang diduga mengalami perundungan itu masih memperoleh pendampingan. Di antaranya dilakukan home visit agar tak sampai ke tahap traumatis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas PPKB P3A Wonogiri, Mubarok, mengaku bakal menggandeng psikolog dan psikiater dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonogiri jika upaya home visit tak cukup menyembuhkan korban perundungan.

“Setelah home visit ini dirasa cukup maka penanganannya selesai di dinas kami. Kalau butuh tindakan lanjutan karena sampai mengalami traumatis, kami merujuk korban ke rumah sakit agar mendapat pendampingan dari psikiater dan psikolog,” terang Mubarok saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (12/7/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Kasus perundungan pada anak seperti yang tengah ditangani DPPKB P3A Wonogiri tersebut turut menjadi perhatian Forum Anak Wonogiri. DPPKB P3A Wonogiri berperan mendampingi korban. Forum Anak Wonogiri berperan melakukan pencegahan.

Baca Juga: Kisah Haikal, Satu-Satunya Siswa Baru di SDN 4 Pare Wonogiri

Upaya mencegah terjadinya perundungan pada anak turut disosialisasikan Forum Anak Wonogiri saat berhadapan dengan ratusan siswa baru di kelas VII SMPN 1 Wonogiri, Senin (11/7/2022). Dalam kegiatan bertajuk Forum Anak Goes to School, sembilan pengurus Forum Anak Wonogiri menyertakan materi tentang pentingnya mengerti pertemanan yang sehat dan tidak sehat.

Konselor Anak di Dinas PPKB P3A Wonogiri, Afrilin Dewi, mengatakan anak yang diduga mengalami perundungan sebenarnya merupakan anak normal. Namun orang tuanya tergolong penyandang disabilitas.

“Saat ini kami sedang mendampinginya. Kami lakukan home visit [kunjungan ke rumah] beberapa waktu lalu,” kata Konselor Anak di Dinas PPKB P3A Wonogiri, Afrilin Dewi.

Langkah home visit menjadi cara terakhir yang dapat dilakukan DPPKB P3A Wonogiri mendampingi korban perundungan. Hal itu sesuai tugas DPPKB P3A, yakni melakukan pendampingan lewat Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE).

Baca Juga: Market Day Meriahkan Hari Terakhir MPLS di SDN 1 Tekaran Wonogiri

“Ada telaah, ada asesmen, dan yang terakhir home visit,” ujarnya.

Kasus anak yang mengalami perundungan di sekolah tak melulu pada masalah yang besar. Melainkan juga bisa terjadi pada masalah kecil.

Hal ini bergantung dengan lingkungan pertemanan di sekitarnya. Terlebih jika si anak memiliki kekuatan yang rendah.

“Saat diejek teman, puncak emosinya keluar. Sehingga sifat marah keluar dan akhirnya mengarah ke tindakan fisik. Seperti sering memukul, berkata kasar, dan sebagainya,” kata Afrilin Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya