Solopos.com, SEMARANG – Salah satu swalayan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), diperintahkan tutup lantaran ada pengunjung yang dinyatakan positif Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, saat dijumpai wartawan di Balai Kota Semarang, Senin (8/6/2020).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Namun, Wali Kota Semarang itu merahasiakan swalayan yang ditutup. Dia hanya memastikan jika supermarket itu bakal ditutup. Jika menolak, pihaknya akan menutup swalayan itu secara paksa.
“Saya belum bisa menyebut nama tokonya. Tapi, dalam rapat tadi kita putuskan kalau ada pengunjung yang positif, enggak mau tutup ya kita tutup paksa. Jangan sampai ada pemikiran berat sebelah,” ujar Hendi.
Balik Ke Perantauan Tanpa Surat, Warga Wonogiri Andalkan Google Maps Lewat Jalan Kampung
Pasar Tradisional
Hendi mengatakan selain satu swalayan, Pemkot Semarang juga memutuskan untuk menutup dua pasar rakyat, yakni Pasar Karangayu dan Pasar Mangkang.
Kedua pasar tradisional itu ditutup setelah ditemukan adanya pedagang yang positif terpapar virus corona, melalui tes swab massal.
Pasar Karangayu ditutup mulai Senin-Rabu (8-10/6/2020) karena ada tiga pedagang yang dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan, Pasar Mangkang juga ditutup selama tiga hari, mulai Selasa-Kamis (9-11/6/2020). Pasar Mangkang ditutup karena ada dua pedagang yang positif Covid-19 dan enam orang anggota keluarga mereka tertular.
Sepi Pengunjung, Kawanan Monyet Rusuh di Sekitar Taman Balekambang Solo
“Penutupan kita lakukan selama tiga hari, karena tiga hari itu waktu yang optimal untuk melakukan pembersihan. Nanti kita semprot dengan disinfektan supaya steril. Setelah tiga hari, pedagang yang tidak positif boleh berjualan lagi,” jelas Hendi.
Dikutip dari laman siagacorona.semarangkota.go.id, kasus positif Covid-19 di Semarang terus mengalami peningkatan. Hingga Senin malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang telah mencapai angka 579.
Dari jumlah sebanyak itu, 210 pasien masih dirawat, 312 orang dinyatakan sembuh, dan 57 orang meninggal dunia. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 200 orang, dan orang dalam pemantauan (ODP) 279 orang.