SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam beradarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mewaspadai lonjakan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam 1 bulan terakhir, jumlah penderita DBD di Kabupaten Makmur itu bertambah 24 orang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, hingga pekan ke-10 pada 2020, jumlah penderita DBD Sukoharjo tercatat mencapai 30 kasus dengan angka kematian nol kasus. Jumlah ini meningkat tajam dari data terakhir diterima Solopos.com pada pekan ke-6 lalu hanya enam kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tambah Lagi! 1 Pasien Positif Corona Jateng Meninggal Dunia

Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit Menular DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, mengatakan DBD merupakan salah satu penyebaran penyakit yang dihadapi masyarakat saat ini sehingga perlu kewaspadaan bersama selain pencegahan virus Corona.

"Jumlah kasus DBD ini trennya meningkat. Sampai pekan 10 jumlah kasusnya ada 30 orang. Jadi masyarakat jangan mengabaikannya dengan adanya wabah Corona," kata Bejo ketika berbincang dengan wartawan, Selasa (17/3/2020).

Penularan Corona Melalui Hubungan Seks Memang Bisa?

Bejo memperkirakan kasus DBD Sukoharjo akan terus meningkat selama musim penghujan. Apalagi jika masyarakat abai terhadap kebersihan lingkungan.

Menurut dia, musim penghujan meningkatkan risiko penyebaran penyakit salah satunya DBD. Genangan air akibat hujan deras dapat menjadi tempat bagi berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti.

Lemon Panas Bisa Membunuh Sel Kanker? Ini Fakta Sebenarnya

Tak hanya itu, masih rendahnya kesadaran warga dalam menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi salah satu faktor pemicu kasus DBD. DKK Sukoharjo meminta kepada seluruh warga untuk mewaspadai penyakit DBD.

"Kasus DBD sejauh ini ditemukan di 12 kecamatan. Jumlah kasus DBD terbanyak ada di Kecamatan Bendosari tujuh kasus dan Nguter lima kasus," ujar Bejo.

Imbas Corona, RSUD Wonogiri Hapus Jam Besuk

Langkah Preventif Cegah DBD

Bejo menerangkan berbagai langkah preventif dilakukan guna menekan peningkatan kasus DBD Sukoharjo misalnya, petugas melakukan penanggulangan dengan fokus di daerah terjangkit. DKK juga menyediakan logistik abate dan insektisida serta memantau jentik oleh kader pemantauan di desa berisiko tinggi.

Diduga Pakai Narkoba, Vanessa Angel & Suami Ditangkap Polisi

Selain itu, DKK juga melakukan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Artinya, dalam satu rumah harus ada satu anggota keluarga yang mengawasi jentik di rumah masing-masing.

Kepala DKK Yunia Wahdiyati menambahkan Pemkab juga telah melayangkan surat edaran (SE) kepada seluruh camat untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran nyamuk DBD.

Solo KLB Corona, Panitia: Persiapan Muktamar Jalan Terus

“Kami terus menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat melalui program penyuluhan khusus maupun kampanye kesehatan yang melibatkan kader dan masyarakat tentang penyakit DBD,” kata dia.

Selain itu, untuk mencegah muncul dan berkembangnya wabah penyakit itu, masyarakat harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya menguras bak mandi. Tak hanya itu, pemantauan jentik nyamuk juga menyasar seluruh permukiman penduduk termasuk tempat indekos.

Update Virus Corona: 182.605 Terinfeksi, 134 di Indonesia

Yunia menjelaskan masyarakat bisa mencegah DBD dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat cukup. Upaya lainnya adalah menghindari gigitan nyamuk dengan cara tidur memakai kelambu atau mengenakan pakaian tertutup lengan panjang.

Cara lainnya adalah menggunakan lotion anti nyamuk dan mengurangi area terbuka yang bisa digigit nyamuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya