SOLOPOS.COM - Dua tenaga kesehatan (nakes) mengantarkan seorang warga yang selesai menjalani isolasi mandiri dari Technopark Sragen, belum lama ini. (Solopos.com-DKK Sragen)

Solopos.com, SRAGEN Jumlah pasien sembuh dari Covid-19 di Sragen, Jawa Tengah hingga Senin (21/12/2020) mencapai 1.948 orang. Jumlah penyintas Covid-19 Sragen itu meningkat 58 orang dari data per Minggu (20/12/2020) sebanyak 1.890 orang.

Seribuan orang yang sembuh itu berpotensi menjadi agen perubahan dalam pencegahan Covid-19 di lingkungan masing-masing. Para penyintas Covid-19 Sragen itu bahkan diharapkan bisa menjadi donor penyumbang plasma kepada pasien simptomatik yang membutuhkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasien sembuh tersebut menyebar di 20 kecamatan dan tertinggi di Sragen Kota yang mencapai 255 orang karena kasus Covid-19 tertinggi juga di Sragen Kota yang mencapai 371 kasus.

Buntelan Kain Kafan Berisi Foto Sejoli di Makam Keramat Viral

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Sri Subekti menyampaikan mereka memang memungkinkan menjadi agen perubahan dalam pencegahan Covid-19 di desa mereka, namun potensi itu tergantung pada individu masing-masing.

Dia menyampaikan kondisi masing-masing orang berbeda-beda dalam penerimaan di masyarakat. “Ada yang saat terkonfirmasi positif Covid-19 merasa terzalimi dan seterusnya. Pasti mereka akan menolak semua upaya-upaya pemerintah dalam penanggulangan Covid-19. Ada pula yang menerima. Selanjutnya mereka akan berusaha membantu pemerintah dengan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 secara mandiri,” ujar Bekti, sapaan akrabnya.

Perhitungan Matematis

Diakuinya, Dinkes Sragen tidak bisa menghitung secara matematis untuk mantan pasien Covid-19 yang mau menerima program pemerintah. “Kami berharap semua bisa menjadi agen perubahan untuk penanggulangan Covid-19. Hal ini menjadi tugas bersama seluruh lapisan masyarakat. Mereka perlu diedukasi, dirangkul, dan dipahamkan bahwa Covid-19 bisa sembuh dan bersama mencegahnya,” ujarnya.

Bekti mengimbau sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Dia menyarankan daripada mengkritik terus tanpa arah dan tujuan lebih baik berpartisipasi meski minimal untuk diri sendiri dan keluarga.

Cekik Anggota Staf, Video Oknum Camat di Kota Sofifi Viral

Kabid Pelayanan Kesehatan DKK Sragen dr. Y. Agus Sudarmanto menyebut para mantan pasien Covid-19 yang sudah sembuh itu dengan sebutan penyintas. Dia melihat selama ini peran penyintas belum optimal sebagai agen perubahan tetapi baru sebatas sebagai pendonor plasma. Agus mengaku tidak memiliki data tentang banyaknya warga yang donor plasma karena memang tidak ada laporan ke DKK.

“Tantangan bagi mereka untuk menjadi agen perubahan itu terletak pada stigma masyarakat, bahwa Covid-19 itu dianggap dalam tand kutip tabu sehingga penyintas mungkin mengalami kendala untuk menjadi agen perubahan. Mereka sendiri juga punya masalah, terutama di pemulihan relasi dengan orang lain. Lagi-lagi stigma masih menjadi masalah,” katanya.

Terpisah, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno pun sudah menyampaikan dalam rapat terakhir dengan Polres dan Kodim tentang perlu memperbanyak testimoni warga yang sembuh dari Covid-19 sebagai upaya pencegahan penyakit itu. Dedy mengatakan mereka yang dirawat di rumah sakit bisa mengisahkan bagaimana sakitnya terinfeksi Covid-19. “Bagaimana penderitaan dan rasa sakitnya supaya masyarakat paham dan tergerak untuk melakukan pencegahan,” jelasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya