SOLOPOS.COM - Seorang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen menyerahkan satu tas merah berisi paket sembako kepada warga di Pendapa Sumonegaran Rumdin Bupati Sragen, Jumat (22/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 1.705 orang dari kalangan tukang becak, tukang parkir, buruh gendong, pedagang kaki lima, tukang sapu jalan, sampai pemulung di Sragen berbahagia pada Jumat (22/4/2022). Pasalnya, mereka mendapat paket sembako dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen.

Mereka berduyun-duyun ke Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen untuk mengambil sembako itu dengan syarat wajib vaksin dosis ketiga atau booster. Seribuan orang itu mulai berdatangan sejak pukul 07.00 WIB. Sebelum masuk ke gapura Rumdin Bupati, mereka diskrining oleh petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

KTP dan kartu vaksin mereka dicek. Bila ketahuan belum vaksin dosis ketiga atau booster maka mereka diarahkan menuju ke layanan vaksinasi yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen.

Seorang buruh gendong di Pasar Bunder Sragen, Paniyem, berjalan kaki dari gerbang masuk Rumdin. Warga asal Jatitengah, Sukodono, itu lolos dari skrining lantaran sudah membawa bukti kartu vaksin dosis ketiga.

Baca Juga: Cerita Setahun Selter Kartini Sragen, Kisah Perjuangan 3 Komunitas PKL

“Saya tadi diantar anak sampai gerbang depan. Anak enggak boleh masuk karena tidak bawa kupon, jadinya jalan kaki. Senang dapat sembako,” ujar Paniyem yang baru setahun bekerja jadi buruh gendong, saat berbincang dengan wartawan, Jumat siang.

Seorang pemulung asal Pelemgadung, Karangmalang, Sragen, Sumardi, 35, juga berjalan bahkan tanpa alas kaki. Ia membawa secarik kertas berupa kupon. Ia menukarkan kupon itu dengan tas merah yang berisi sembako.

Ia mengaku senang dapat bantuan sembako yang bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sehari-hari ia memulung sembari memungut sampah rumah tangga di Kampung Sidomulyo dan dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Manding, Sragen Kulon.

“Iya, jaraknya jauh sampai 3 km kalau buang sampah. Saya memungut sampah itu pakai gerobak sampah yang saya tarik dengan motor. Alhamdulillah setiap bulan saya dapat Rp500.000-Rp600.000 dari pekerjaan itu,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com.

Baca Juga: TPID Sragen Awasi Stok Kebutuhan Pokok, Sejumlah Komoditas Turun Harga

Berbeda dengan Winarno, 51, warga Ngasinan, Gebang, Masaran, Sragen, yang menjadi tukang becak sejak usia SMP. Ia sudah dua kali menerima sembako dari Pemkab Sragen di momen jelang Lebaran. Sembako pertama ia dapat Llebaran tahun lalu.

Penerima Bertambah

Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Heru Susanto, mengungkapkan bantuan sembako ini nilainya Rp100.000 per paket. Isinya beras 3 kg, gula 1 kg, minyak goreng 1 liter, mi kering, dan kecap.

“Penerima sembako itu meningkat bila dibandingkan 2021 lalu. Pada 2021 lalu ada 1.640-an orang dan pada 2022 meningkat menjadi 1.705 orang. Verifikasi penerima bantuan itu di dinas terkait, misalnya juru parkir itu di Dinas Perhubungan dan buruh gendong itu di Diskumindag [Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan] Sragen,” ujarnya.

Baca Juga: Kartini Muda Bagikan 500 Paket THR untuk Pengguna Jalan di Sragen

Sistem pembagiannya tetap drive thru dengan bantuan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen supaya tidak terjadi antrean panjang dan kerumunan. Sebelum mengambil bantuan, ujar dia, penerima sudah diinformasikan untuk membawa KTP dan kartu vaksin. “Bila belum vaksin dosis ketiga maka harus vaksin dulu sebelum ambil sembako,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya