SOLOPOS.COM - Sejumlah remaja berusaha memasang bintang di puncak pohon cemara dari botol bekas di GKJ Wonosari, Kamis (20/12/2012) malam. (JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana)

Sejumlah remaja berusaha memasang bintang di puncak pohon cemara dari botol bekas di GKJ Wonosari, Kamis (20/12/2012) malam. (JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana)

WONOSARI-Perpaduan antara peringatan Natal dan pesan untuk cinta lingkungan ternyata dapat menghasilkan kolaborasi yang unik. Seperti yang dilakukan Gereja Kristen Jawa Wonosari, Gunungkidul.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Pohon Natal yang menjadi ciri khas perayaan hari besar umat Kristiani dipadukan dengan kreativitas dan pesan untuk mencintai lingkungan sehingga terwujudlah pohon Natal yang unik berbahan botol air mineral bekas.

Suasana mimbar GKJ Wonosari Kamis (20/12/2012) malam tampak semarak. Beberapa remaja bersama-sama menghias pohon Natal setinggi 7,5 meter yang disusun dari sekitar 1.100 botol air mineral bekas berukuran 1,5 liter.

Mereka merangkai bola-bola hias yang terbuat dari rotan dan koran bekas. Meskipun belum selesai sempurna, pohon itu sudah mulai menunjukkan keindahannya ketika lampu sorot berwarna-warni dinyalakan.

Anggota Komisi Pemuda GKJ, Erwan Agus Sutiono, mengatakan awalnya mereka merencanakan akan membuat pohon Natal setinggi sembilan meter. Akan tetapi ternyata atap gereja terlalu rendah untuk mewujudkan rencana itu. Akhirnya, tim pembuat pohon Natal terpaksa mengurangi ketinggian pohon Natal tersebut menjadi 7,5meter. “Pohon ini terdiri dari 24 tingkat botol bekas, dan kami kerjakan selama 10 hari,” tuturnya.

Pada awal pengerjaannya, Erwan menjelaskan, para pemuda GKJ bersama-sama merancang desain pohon Natal, lengkap dengan diameter bagian alas dan ketinggian serta jumlah botol bekas yang dibutuhkan.

Botol dari Jemaat

Kendala terjadi ketika para pemuda ternyata mengalami kesulitan dalam mengumpulkan botol-botol bekas. Beruntung, para jemaat GKJ aktif berpartisipasi mengumpulkan barang-barang yang dibutuhkan untuk membuat pohon Natal unik itu.

Karena hampir seluruh konstruksi pohon natal terbuat dari barang bekas, Erwan mengaku keseluruhan pembuatan pohon Natal botol plastik ini hanya menelan biaya Rp800.000. Itupun menurutnya masih menyisakan anggaran yang belum terpakai.

“Karena semua dari barang bekas jadi bisa jauh menghemat dan hasilnya juga lebih menarik,” kata Erwan.

Panitia Perayaan Natal GKJ Wonosari, Basuki Rahmanto mengatakan, pembangunan pohon Natal dari botol plastik bekas ini bermaksud mengingatkan jemaat GKJ bahwa barang bekas masih bisa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang indah. Selain itu, pohon Natal berbentuk cemara adalah perlambang kekekalan iman dan kasih Tuhan pada manusia.

“Pohon ini merupakan pesan bahwa Tuhan selalu mengasihi kami, dan kami harus mengasihi alam dengan menjaga lingkungan, salah satunya dengan mendaur ulang barang bekas” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya